Saham Asia Bervariasi Susul Komentar Ketua The Fed Tentang Suku Bunga
- Adri Prastowo
Asia - Saham Asia-Pasifik terpantau bergerak beragam pada pembukaan perdagangan Selasa, 16 Juli 2024 pagi. Kondisi tersebut bentuk reaksi pasar atas komentar Ketua The Fed, Jerome Powell, yang mengatakan bahwa bank sentral AS tidak perlu menunggu inflasi mencapai 2 persen untuk memangkas suku bunga acuan.
Mengutip CNBC, pernyataan Powell mengindikasikan bank sentral tengah mencari keyakinan lebih besar dari pasar bahwa inflasi AS akan lebih rendah dari 2 persen. Diperkuat dengan kutipan "keterlambatan yang panjang dan bervariasi” sebagai efek kebijakan.
Komentar Powell dan insiden penembakan Donald Trump menjadi kombinasi yang menarik dan dijadikan 'taruhan' investor yang dinilai akan memberikan keuntungan besar bagi partai Republik. Kebijakan fiskal pun menjadi lebih bersahabat.
Kontan, mendorong Dow Jones Industrial Average meroket ke posisi tertinggi. Indeks mencapai titik baru tertinggi intraday sebesar 0,53 persen sehingga menuntaskan hari pada level 40.211,72.
Demikian pula, S&P 500 naik 0,28 persen menjadi 5.631,22. Disusul lonjakan tipis Nasdaq Composite sebesar 0,4 persen dan menutup bursa pada nilai 18.472,57.
Nikkei 225 Jepang melanjutkan perdagangan setelah hari libur dengan kenaikan tipis sebesar 0,25 persen. Indeks Topix ikut bergerak ke zona hijau dengan kenaikan 0,35 persen.
Kospi Korea Selatan naik sedikit. Sementara Kosdaq mengalami penurunan 0,48 persen
Indeks Hang Seng Hong Kong Harga berjangka berada pada level 17.880. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir HSI pada level 18.015,94.
Investor di kawasan Asia-Pasifik terus mencermati perkembangan Sidang Pleno Ketiga Tiongkok. Pertemuan membahas tingkat utang pemerintah daerah yang tinggi dan rencana dorongan untuk kemajuan manufaktur.
Badan Usaha Milik Negara Singapura, Temasek Holdings, mengumumkan rencana berinvestasi hingga USD 10 miliar di India selama tiga tahun pada bidang industri jasa keuangan dan perawatan kesehatan. Hingga Maret, perusahaan tersebut telah mengantongi 7 persen investasi.
Secara keseluruhan, Temasek sudah mempunyai 19 persen investasinya di China. Pihaknya terus berhati-hati dalam menentukan arah penanaman modal imbas adanya ketegangan perdagangan.