Utang Luar Negeri RI Naik Jadi US$407,3 Miliar, BI: Masih Terkendali
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2024 sebesar US$407,3 miliar. Jumlah itu tercatat naik dibandingkan bulan April 2024 yang sebesar US$398,3 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, meskipun mengalami kenaikan utang luar negeri Indonesia pada Mei 2024 tetap terkendali.
"Posisi ULN Indonesia pada Mei 2024 tercatat sebesar US$407,3 miliar, atau tumbuh sebesar 1,8 persen yoy, setelah mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,5 persen yoy pada April 2024," kata Erwin dalam keterangannya Senin, 15 Juli 2024.
Erwin menjelaskan, perkembangan utang Mei 2024 ini bersumber dari ULN sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral, serta sektor swasta.
Adapun untuk posisi ULN pemerintah pada Mei 2024 tercatat sebesar US$191,0 miliar, atau secara tahunan tercatat kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8 persen year on year (yoy), setelah pada April 2024 terkontraksi sebesar 2,6 persen yoy.
"Perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan domestik, seiring dengan sentimen positif kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia," jelasnya.
Sedangkan untuk posisi ULN swasta pada Mei 2024 tercatat US$197,6 miliar, atau secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,4 persen yoy, melanjutkan kontraksi pada April 2024 sebesar 2,8 persen yoy.
Erwin menjelaskan, perkembangan ULN tersebut terutama bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) yang terkontraksi sebesar 2,6 persen yoy. Sementara itu, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (non financial corporations) tumbuh sebesar 0,1 persen yoy.
Dengan perkembangan tersebut, Erwin mengatakan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercatat sebesar 29,8 persen, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 85,9 persen dari total ULN.
"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN," jelasnya.
Ia melanjutkan, peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.