Zulhas Sebut Ekspor Pertanian RI ke Eropa Terhambat, Ini Penyebabnya
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menyebut, ekspor Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan. Hal ini berupa ekspor hasil pertanian RI yang terhambat ke Uni Eropa akibat adanya Undang Undang Anti Deforestasi atau EU Deforestation Regulation (EUDR).
Untuk itu Zulhas meminta Perwakilan Perdagangan (Perwadag) Kementerian Perdagangan yang bertugas di berbagai negara di dunia untuk dapat membangun dan memperkuat strategi untuk mengatasi hambatan perdagangan global.Â
"Terdapat hambatan perdagangan seperti EUDR yang berdampak pada ekspor hasil pertanian Indonesia, namun peluang ekspor tetap terbuka lebar. Dengan strategi yang tepat, kita dapat memanfaatkan peluang tersebut. Salah satunya dengan memperluas pasar ke ASEAN, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin," ujar Zulhas dalam keterangannya Sabtu, 13 Juli 2024.
Zulhas menuturkan, dengan strategi khusus Kementerian Perdagangan optimis bisa memanfaatkan banyak peluang ekspor dan memastikan tren surplus perdagangan tetap bisa dipertahankan.Â
Selain strategi, Zulhas juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja keras untuk mencapai target ekspor nasional. Pun, dia berjanji akan menyelesaikan berbagai perjanjian perdagangan.
"Segera selesaikan perjanjian dagang yang belum tuntas, seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA ) dan Free Trade Agreement (FTA) untuk menyongsong persaingan yang lebih kompetitif di masa depan," ujarnya.
Hal ini disampaikan saat menyampaikan sambutan secara virtual dalam kegiatan Rapat Koordinasi dan Pertemuan Teknis (Rakornis) Perwadag di Luar Negeri Tahun 2024 yang diselenggarakan di Melbourne, Australia pada 10-12 Juli 2024.
Adapun pada Rakornis Perwadag tahun ini menghasilkan rumusan strategi peningkatan ekspor dengan fokus utama pada pada penurunan tarif dan memberikan perhatian khusus pada negara-negara yang berfungsi sebagai hub-regional.Â
Para perwadag akan menitikberatkan pada tiga pilar utama, yaitu perdagangan barang, jasa, dan investasi. Upaya ini dilakukan untuk mengamankan kepentingan nasional dan mengutamakan isu-isu kepentingan bersama.
Strategi tersebut kemudian dirumuskan dengan langkah-langkah konkret, seperti memperluas jaringan dengan pelaku usaha, pemerintah, dan lembaga terkait di negara akreditasi untuk memperkuat posisi perdagangan Indonesia. Selain itu, juga dengan fokus pada pengembangan sektor perdagangan jasa yang memiliki potensi besar.
Beberapa strategi peningkatan ekspor yang telah berhasil dirumuskan melalui rakornis Perwadag kali ini antara lain penguatan transformasi struktur ekspor melalui penguatan peran Perwadag dalam peningkatan ekspor produk manufaktur ke negara akreditasi, penguatan ekspor melalui penyediaan informasi digital, digitalisasi perdagangan.
Lalu, perdagangan melalui sistem elektronik; serta meningkatkan koordinasi, inovasi, dan sinergi antara Perwadag, Kedutaan Besar Republik Indonesia, kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, serta para pelaku usaha.