Sederet Tantangan Ekonomi Pemerintahan Prabowo-Gibran: Lapangan Kerja hingga Defisit APBN
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee buka-bukaan terkait tantangan yang akan dihadapi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depannya di bidang ekonomi.
Hans mengungkapkan, tantangan pertama, Prabowo harus menciptakan lapangan kerja. Hal ini seiring dengan adanya indikasi daya beli masyarakat menurun.
"Pertama pemerintah harus menciptakan lapangan kerja, ada indikasi daya beli masyarakat turun. Jadi dia harus menciptakan lapangan pekerjaan supaya tingkat kesejahteraan masyarakat naik," kata Hans ditemui Graha Niaga, Sudirman, Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024.
Selain itu, Hans menyebut, pemerintahan Prabowo-Gibran harus menjaga defisit anggaran. Karena diketahui saat ini tengah dikhawatirkan defisit APBN 2025 akan melebar lebih dari 3 persen, karena adanya program makan bergizi gratis.
"Kedua, menjaga defisit anggaran. Defist anggaran harus tetap dijaga supaya rupiahnya tetap kuat," imbuhnya.
Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut, menteri-menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan kebingungan jika tak bisa mengatasi situasi ekonom saat ini. Sebab, saat ini dunia tengah dihantui suku bunga tinggi hingga situasi geopolitik.
"Siapa pun yang akan jadi menteri, diperkirakan kebingungan jika tidak bisa mendinamisir situasi ekonomi di tengah suku bunga global yang masih relatif tinggi (The Fed). Itu akan berpengaruh besar terhadap suku bunga dalam negeri dan nilai tukar," kata Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad dalam keterangannya Rabu, 1 Mei 2024.
Tauhid mengingatkan untuk menyusun arah kebijakan, pemerintah harus melihat kondisi kedepan. Karena pada 2025, kata dia, diperkirakan akan ada stagnasi ekonomi global di 3,1-3,2 persen.
"Pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju mitra dagang Indonesia juga belum tumbuh signifikan, di mana USA alami penurunan ekonomi. Eskalasi di Timur Tengah masih terus dipantau pengaruhnya terhadap situasi ekonomi global," jelasnya.