APHRF 2024 Bahas Produk Tembakau Alternatif Kurangi Risiko Bagi Perokok
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik (vape) serta produk tembakau yang dipanaskan, selama ini dipersepsikan memiliki risiko yang sama besarnya dengan rokok. Hal itu pun lantas menjadi pembahasan dalam Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024, yang digelar di Jakarta oleh para asosiasi pelaku usaha produk tembakau alternatif.
Dalam sesi diskusi di APHRF 2024 itu, Dokter Urologi dari Filipina, Rogelio F. Varela mengatakan, produk tembakau alternatif menawarkan strategi pengurangan risiko dibandingkan rokok. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terjadi penurunan potensi kanker urologi pada pasien, yang beralih dari kebiasaan merokok ke produk tembakau alternatif.
"Ke depan, kami akan mendorong lebih banyak penelitian jangka panjang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada pasien-pasien ini," kata Varela dalam keterangannya, Rabu, 10 Juli 2024.
Dia menambahkan, agar produk tembakau alternatif dapat dimaksimalkan secara luas, perlu didorong adanya edukasi mengenai produk inovatif tersebut kepada masyarakat. Utamanya yakni dengan menekankan bahwa produk tembakau alternatif merupakan pilihan terbaik bagi perokok dewasa, dibandingkan dengan pilihan untuk terus merokok.
"Kita juga harus mendukung mereka yang ingin beralih merokok dengan menggunakan produk yang lebih rendah risiko," ujarnya.
Senada, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Catania sekaligus Pendiri dari The Center of Excellence for the Acceleration of Harm Reduction (CoEHAR), Profesor Riccardo Polosa menjelaskan, produk tembakau alternatif menerapkan pengurangan risiko sehingga meminimalkan dampak terhadap kesehatan.
"Tidak ada fakta yang menunjukkan produk tembakau alternatif menyebabkan kanker," kata Polosa.
Kandungan utama yang terdapat produk tembakau alternatif adalah nikotin, yang selama ini dipersepsikan secara keliru sebagai biang keladi penyebab kanker. Menurut Polosa, nikotin tidak menyebabkan kanker, kardiovaskuler, dan penyakit saluran pernapasan. Justru TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran dan terdapat pada asap rokok, itulah mengandung ribuan senyawa karsinogenik pemicu kanker. "Sangat jelas, nikotin tidak bersifat karsinogenik," ujar Polosa.
Faktanya, lanjut Polosa, para ahli kesehatan menyatakan produk tembakau alternatif memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan terus merokok, karena menghasilkan zat toksik atau zat berbahaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok.
"Karena produk tembakau alternatif tidak dibakar, sehingga secara fundamental berbeda dengan rokok," ujarnya.