Dukung Satgas Pemberantasan Impor Ilegal, Hipmi: Bisa Jadi Solusi Banjirnya Produk Impor

Ketua Umum Himpunan Hipmi Akbar Himawan Buchari bertemu dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Sumber :
  • Dok. Hipmi

Jakarta – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendukung pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Impor Ilegal. Menurut Ketua Umum Hipmi, Akbar Himawan Buchari, instrumen ini bisa menjadi salah satu solusi persoalan banjirnya produk impor.

Cegah Money Politic Pilkada, PDIP Solo Bentuk Satgas Anti Suap

Akbar mendapat undangan dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan keduanya bertemu di ruangan Zulhas membahas persoalan banjirnya produk impor di Tanah Air. Khususnya yang mengakibatkan PHK massal di industri Tekstil dan Produk Tekstik (TPT).

Dari pembicaraan tersebut, Akbar pun diberitahu Zulhas bahwa terjadi perbedaan data. Baik yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) dengan data yang dicatat negara pengekspor. Beberapa komoditas yang mencuat dari perbedaan data tersebut di antaranya alas kaki dan pakaian jadi.

Impor Susu Indonesia hingga Oktober 2024 Capai 257,3 Ribu Ton

"Tentu kami mendukung apa yang diupayakan pemerintah dalam melindungi industri dalam negeri. Karena kondisi saat ini benar-benar memprihatinkan," ujar Akbar dalam keterangan resminya, Rabu, 10 Juli 2024.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Akbar Himawan Buchari.

Photo :
  • Dok. Hipmi
Impor RI Oktober 2024 Naik Capai US$21,94 Miliar

Ia sudah menduga, pemerintah pasti akan bertindak ketika mengetahui kondisi yang tidak menguntungkan industri di Tanah Air. Tinggal bagaimana eksekusi Satgas Pemberantasan Impor Ilegal diterapkan.

Akbar melanjutkan, satgas yang diinisiasi Kementerian Perdagangan harus diisi sejumlah pihak terkait. Selain dunia usaha, mungkin harus diisi kementerian lain. Di antaranya Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Keuangan.

"Ini persoalan kompleks. Jadi Satgas Pemberantasan Ilegal Impor ini harus diisi berbagai unsur. Hipmi tentu akan berada di garda terdepan, bersinergi, untuk melindungi industri di dalam negeri," kata Akbar.

Ia menegaskan, sejak didirikan di Jakarta 10 Juni 1972, Hipmi merupakan wadah bagi seluruh pengusaha muda di Indonesia. Bahkan salah satu visi dan misinya adalah memajukan perekonomian bangsa dan terus melahirkan jumlah pengusaha di Indonesia.

"Sehingga, ketika terjadi kondisi yang mengancam industri di dalam negeri kami akan turun tangan. Sebab salah satu tujuan Hipmi adalah menjadi tuan di negeri sendiri," tutup Akbar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya