Boeing Ngaku Salah Terkait Kecelakaan Lion Air, Kemenhub Bilang Begini

Pesawat Boeing 737 Max.
Sumber :
  • AP Photo/Elaine Thompson

Jakarta - Kementerian Perhubungan buka suara guna menanggapi pernyataan bersalah yang diumumkan pihak Boeing, atas tragedi dua kecelakaan fatal pada tahun 2018 dan 2019 yang terjadi pada pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang dan pesawat Ethiopian Air.

Lewat Pesawat Karya Anak Bangsa, Ansar Ahmad Ingin Wujudkan Konektivitas Daerah Terpencil di Kepri

Atas hal tersebut, Kemenhub pun meminta produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) itu berupaya untuk mengembalikan kepercayaan publik.

"Kemenhub mendorong Boeing untuk dapat secepatnya mengembalikan kepercayaan publik," kata pihak Kemenhub dalam keterangannya, dikutip Rabu, 10 Juli 2024.

Pengakuan Mengejutkan Sopir Truk Tronton Tabrak Kendaraan di Slipi Hingga 2 Orang Tewas

Pesawat Boeing

Photo :

Kemenhub menjelaskan, hal ini mengingat bahwa Boeing telah menghadapi krisis kepercayaan terkait catatan keselamatan, sejak dua kecelakaan yang melibatkan pesawat 737 Max pada tahun 2018 (insiden Lion Air Indonesia) dan 2019 (insiden Ethiopian Airlines).

Pelajaran bagi Para Sopir dari Kecelakaan Maut Truk di Slipi yang Telan Korban Jiwa

Bahkan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub menyebut, pihaknya terus melakukan pengawasan kelayakan pesawat udara, khususnya setelah Boeing mengaku bersalah. Hal ini demi menjamin keamanan penerbangan masyarakat.

"Ditjen Hubud, Kementeriaan Perhubungan terus meningkatkan pengawasan kelaikan pesawat udara, setelah adanya pengakuan bersalah dari Boeing, sebagai bagian dari keamanan penerbangan bagi masyarakat," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing, telah mengaku bersalah atas tuduhan terkait kecelakaan fatal 737 Max di Indonesia dan Ethiopia.

Berdasarkan kesepakatan itu, Boeing akan didenda sebesar US$ 243,6 juta atau sekitar Rp 3,9 triliun (kurs Rp 16.200).

Pemerintah AS menuduh Boeing melakukan konspirasi untuk menipu pemerintah, dan menyesatkan regulator terkait sistem kontrol penerbangan di pesawat Max yang menyebabkan kecelakaan penerbangan di Indonesia dan Ethiopia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya