Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Soroti Sinyal Hati-hati The Fed Tentukan Arah Suku Bunga
- vstory
Jakarta – Bursa saham Asia-Pasifik dibuka lebih tinggi pada Rabu, 10 Juli 2024, merespons keluarnya pernyataan dovish dari Ketua Federal Reserve AS (The Fed), Jerome Powell.
Mengutip CNBC, Powell mengisyaratkan kehati-hatian terkait mempertahankan suku bunga yang terlalu tinggi. Ia mengatakan penetapan kebijakan terlalu lambat tentang penundaan atau penurunan suku bunga acuan terlalu sedikit dapat melemahkan aktivitas ekonomi dan lapangan kerja.
Sementara itu, investor di kawasan Asia masih fokus mencermati data inflasi Tiongkok dan Jepang. Negara Tirai Bambu itu baru saja merilis laporan harga konsumen dan produsen selama bulan Juni.
Dari data tersebut, inflasi di Tiongkok diperkirakan akan sedikit meningkat menjadi 0,4 persen atau naik 0,1 persen dari bulan Mei di nilai 0,3 persen. Indeks Harga Produsen (PPI) diperhitungkan menurun 0,7 persen menjadi 0,8 persen. Di mana pada bulan Mei persentasenya sebesar 1,4 persen.
Kondisi ekonomi Asia dan Amerika Serikat sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap pergerakan indeks saham. Indeks Nikkei 225 Jepang membuka bursa dengan koreksi paling buruk selama perdagangan kemarin.
Sebelumnya kontrak berjangka ini berada di level 41.580,17. Kini, kontrak berjangka di Chicago menjadi 41.540 dan Osaka pada level 41.500.
Indeks S&P/ASX 200 Australia juga merosot menjadi 7.771. Nilai tersebut sedikit lebih rendah dari penutupan terakhirnya pada level 7.829,7.
Indeks Hang Seng Hong Kong menguat di angka 17.641. Di mana pada penutupan terakhir HSI pada level 17.523,23.
Wall Street juga menunjukkan pergerakkan bervariasi. S&P 500 mencatat rekor kenaikan terbaru menyusul komentar dovish Powell. S&P 500 menguat 0,07 persen ke level 5.576,98 sekaligus membukukan lonjakan tertinggi ke-36 di tahun ini.
Nasdaq Composite naik 0,14 persen dan sukses menutup bursa pada level 18.429,29 yang juga mengakhiri hari pada rekor tertinggi. Sayangnya, Dow Jones Industrial Average justru tergelincir 0,13 persen.