Industri Tekstil Nasional Tengah Terpuruk, Ini Kata Menperin
- Kementerian Perindustrian
Jakarta – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita buka suara soal kondisi industri tekstil di Tanah Air yang kini tengah terpuruk. Dia menegaskan, masalah tersebut bukan menjadi alasan untuk bersikap pesimistis.
Kemenperin, lanjut Agus, akan terus berupaya mebangkitkan kembali kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri, melalui sejumlah kebijakan strategis.
“Meskipun industri TPT sedang menghadapi tantangan, bukan berarti kita harus pesimis. Kementerian Perindustrian tetap konsisten untuk terus menjalankan kebijakan strategis dalam upaya pengembangan industri TPT nasional yang berdaya saing global," kata Agus dalam keterangannya, Jumat, 5 Juli 2024.
Dia memastikan, di dalam peta jalan dan kebijakan industri nasional, industri TPT merupakan sektor yang mendapat prioritas pengembangan. Hal itu karena industri tersebut mampu memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.
Agus melaporkan, pada kuartal I-2024 industri TPT mampu berkontribusi sebesar 5,84 persen terhadap PDB sektor manufaktur.
"Serta memberikan andil terhadap ekspor nasional sebesar US$11,6 miliar dengan surplus mencapai US$3,2 miliar," ujar Agus.
Selain itu, lanjut Agus, industri TPT juga menjadi sektor padat karya yang menyerap tenaga kerja lebih dari 3,98 juta orang. Sehingga mampu berkontribusi sebesar 19,47 persen terhadap total tenaga kerja di sektor manufaktur pada tahun 2023.
"Industri TPT terus membutuhkan tenaga kerja dengan jumlah banyak dan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan saat ini," ujarnya.
Sebagai informasi, Kemenperin melalui satuan kerja di bawah binaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), yakni Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta, terus berfokus menyelenggarakan Diklat 3in1 untuk memenuhi kebutuhan industri TPT tersebut.