Pameran Filateli Internasional, PosIDN Targetkan Bikin Prangko RI Makin Eksis di Dunia

Ilustrasi pameran dan kompetisi Filateli Internasional 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND telah membuka pameran dan kompetisi Filateli Internasional 2024 pada Rabu, 3 Juli 2024. Dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai dan eksistensi prangko-prangko Indonesia dari level nasional hingga level internasional.

MIND ID Bukukan Laba Bersih Rp 9,94 T di Kuartal I-2024, Erick Thohir: Berkat Transformasi Bisnis

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Endy Pattia Rahmadi Abdurrahman menilai acara ini menjadi ajang dan momentum untuk meningkatkan nilai sekaligus mempertahankan eksistensi prangko Indonesia di mata dunia.

"Harapannya kalau kita bicara tentang stamp, tentang prangko, memang kalau sekarang ini kan penggunaan perangko itu sudah sangat berkurang. Tapi perangko sendiri dari masa lalu itu kan adalah collectable items. Nah kita berharap prangko-prangko ini terus menjadi collectable items yang nilainya semakin hari semakin tinggi," ujar Endy dalam keterangannya Kamis, 4 Juli 2024. 

Genap 60 Tahun, BKI Siap Menuju Perusahaan Top 20 TIC Global

Menurutnya, dalam gelaran kali ini Indonesia tidak hanya berpartisipasi sebagai anggota tapi juga tuan rumah. Dirinya berharap jika prangko Indonesia bisa dikenal dan dikoleksi banyak orang sehingga nilainya juga makin meningkat. 

"Harapannya juga melalui eksebisi ini, kegiatan filateli itu dikenal oleh masyarakat. Terutama anak-anak muda yang sudah jauh tidak paham mengenai prangko," jelas dia.

Penjualan Anjlok 46 Persen, Indofarma Catat Rugi Rp 725,86 Miliar pada 2023

Prangko di Pameran Filateli Internasional di Pos Bloc Jakarta

Photo :
  • Abdul Aziz Masindo/viva.co.id

Endy pun menilai antusiasme terhadap acara ini selalu tinggi. Bahkan pada tahun ini, jumlah peserta mengalami peningkatan dari acara tahun sebelumnya.

"Dua tahun yang lalu kita adakan di sini juga. Jumlah pesertanya semakin meningkat, jumlah item collectables yang dipamerkan juga semakin banyak. Jadi semakin hari semakin meningkat. Itulah nilai yang kita coba capai untuk meningkatkan nilai filateli Indonesia di mata kolektor bukan Asia Pasifik saja, tapi seluruh dunia," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris mengatakan acara ini juga menjadi bagian dari misi Pos dalam menyerukan prangko masih memiliki nilai positif, terutama bagi generasi muda.

"Kami mendukung eksibisi ini dalam rangka ikut menyuarakan, mensosialisakan bahwa filateli ini merupakan hobi yang positif bagi generasi kita. Mungkin adik-adik saya, anak-anak kita sekarang tidak mengerti nih, filateli itu apa. Kita harapkan gaung ini nasional, ada filateli itu. Paling tidak mereka membaca. Dan kalau yang di Jakarta dekat-dekat sini datang. Nah itulah sebagai peran kami, sebagai BUMN untuk ikut mendukung, mencerdaskan bangsa kita," jelas dia.

Stand pameran Filateli di Pos Bloc Jakarta

Photo :
  • Abdul Aziz Masindo/viva.co.id

Sementara itu, Ketua Federasi Filateli Inter-Asia Prakob Chirakiti juga turut menyampaikan dukungan terhadap kompetisi dan pameran filateli ini. Ia menilai penyelenggaraan ini akan memberikan banyak manfaat dan menyadarkan masyarakat bahwa prangko masih bernilai. Bukan lagi sebagai pelengkap surat, tapi menjadi barang koleksi yang bisa menunjukkan nilai sejarah dan budaya suatu negara.

"Sekarang, dengan teknologi modern, orang-orang mungkin berpikir bahwa prangko tidak terupdate. Tapi sebenarnya, itu masih berkembang. Meski fungsinya sudah berbeda, prangko sekarang sudah menjadi barang koleksi. Dengan prangko, orang-orang bisa melihat betapa indah negara seperti Indonesia dan hal-hal indah lainnya yang didesain dalam prangko," jelasnya.

Sedangkan, Ketua Asosiasi Filateli Indonesia Teguh Wira Adikusuma juga mengungkapkan harapannya untuk pameran dan kompetisi filateli internasional ini. Ia optimis pameran ini juga menjadi sarana untuk mempopulerkan Indonesia di mata internasional.

"Untuk mempopularkan Indonesia khususnya setelah tahun 50, kita sebutnya sebagai Indonesia modern. Karena selama ini Indonesia masih terkenal di Ned Hindie waktu kolonialisme Belanda. Kita pengen lebih mempopularkan Indonesia setelah Indonesia tahun 50," kata Teguh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya