Bahlil Sebut Total Investasi Korsel di Indonesia Tembus Rp 200 Triliun, Didominasi Hilirisasi
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, dengan telah diresmikannya Ekosistem Baterai dan Kendaraan Listrik Korea Selatan di Indonesia hari ini, hal itu telah menandakan babak baru dari proses peresmian pabrik baterai mobil yang terintegrasi di Tanah Air.
"Total investasinya ini US$9,8 miliar, minus investasi dari Hyundai untuk mobil," kata Bahlil dalam sambutan secara virtual di YouTube Kementerian Investasi/BKPM, Rabu, 3 Juli 2024.
Apabila diasumsikan dengan kurs Rp 16.380 per US$, maka total investasi sebesar US$9,8 miliar itu mencapai sekitar Rp 160 triliun. Sehingga secara akumulatif, Bahlil memastikan bahwa total investasi asal Korsel di Tanah Air hingga saat ini telah mencapai sekitar US$11-US$12 miliar, atau sekitar Rp 196,5 triliun.
"Jadi kalau diakumulasi semuanya, itu kurang lebih sekitar US$11-US$12 miliar, dan ini adalah investasi terbesar satu ekosistem yang ada di Indonesia sekarang, khususnya untuk ekosistem baterai mobil sampai dengan mobilnya," ujarnya.
Dia menjabarkan, investasi Korea Selatan di Tanah Air sejak 2019-2023 telah mencapai sekitar US$14 miliar atau lebih dari Rp 200 triliun, yang banyak diarahkan pada sektor hilirisasi.
"Karena waktu 2019 di Busan dan dalam beberapa pertemuan di Korea, Bapak Presiden selalu memberitakan kepada kami untuk melaksanakan program alih teknologi dan hilirisasi," kata Bahlil.
Namun, sebagaimana arahan Presiden Jokowi kepada Kementerian Investasi, Bahlil menyebut bahwa investasi di Tanah Air semestinya bersifat inklusif, dan tidak hanya dikuasai oleh satu negara tertentu saja.
"Melainkan juga harus berasal dari banyak negara," ujarnya.
Dia mencontohkan realisasi investasi dari Korsel yang berhasil diwujudkan di Indonesia, misalnya seperti yang dilakukan oleh Lotte Chemical di Cilegon dengan nilai mencapai US$4 miliar. "Yang tahun 2016 sempat mangkrak, sekarang sudah hampir selesai, Pak. Jadi bulan Maret 2025 itu sudah melakukan produksi," kata Bahlil.
Selain itu, ada juga realisasi investasi pada baterai untuk produksi kaca di wilayah Batang, yang dipastikan Bahlil juga akan mulai berproduksi pada bulan Agustus 2024 mendatang.
"Itu salah satu di antara proyek-proyek investasi hilirisasi yang ada di Indonesia dari Korea," ujarnya.