Pemerintah Bakal Bentuk Family Office, Pengamat Beberkan Tantangan dan Risikonya
- Pixabay.
Jakarta – Pemerintah berencana membentuk Wealth Management Center atau Family Office. Family office adalah perusahaan swasta yang menangani manajemen investasi dan manajemen kekayaan untuk keluarga kaya, yang bertujuan untuk menumbuhkan dan mentransfer kekayaan secara efektif antar generasi.
Namun, bagaimana proyeksi, tantangan, dan risiko bagi kehadiran Family Office di Tanah Air itu kedepannya?
Pengamat Investasi dan Pasar Modal yang juga Direktur Pemasaran PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada, mempertanyakan rencana Pemerintah membentuk Wealth Management Center atau Family Office tersebut.
Sebab, menurutnya pemerintah sudah memiliki lembaga yang bisa menangani hal-hal semacam itu, seperti misalnya Kementerian Investasi/BKPM atau bahkan Indonesia Financial Group (IFG) sebagai Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi.
"Kita bukannya sudah punya BKPM? Kenapa tidak lewat situ saja untuk mengoptimalkan kinerjanya. Karena itu sebenarnya kan bisa dioptimalkan daripada harus membuat divisi baru," kata Reza saat dihubungi Viva Bisnis, Selasa, 2 Juli 2024.
Dia menekankan, kualitas lembaga yang tujuannya untuk menangani manajemen investasi tentunya harus bersifat sustainable, dan diproyeksikan untuk jangka panjang. Hal itu menurutnya tidak bisa didasarkan pada kepentingan pemerintah di suatu waktu tertentu atau hanya untuk waktu sesaat saja.
"Maka kalau itu dilakukan oleh lembaga-lembaga yang sudah ada tadi, paling tidak ke depannya akan lebih sustain. Selain itu kita kan juga sudah punya Indonesia Financial Group (IFG) sebagai Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi. Itu kan juga bisa dimanfaatkan kalau tujuannya memang ingin mengelola dana orang-orang kaya baik lokal maupun asing," ujar Reza.
Selain itu, Reza juga mempertanyakan mengenai siapa yang akan mengelola perusahaan manajemen investasi dan dana milik orang-orang kaya tersebut. Sebab, apabila dalam praktiknya penempatan dana itu ditempatkan pada tempat-tempat atau aset-aset yang tidak menghasilkan, maka hal itu kan akan jadi masalah besar.
"Karena si pengelola dananya ini harus memiliki analisa yang kuat dan baik. Termasuk juga integritas dari orang-orang yang akan mengelola dana-dana tersebut. Karena ini kan risikonya global dan probabilitasnya bisa kayak Asabri atau bahkan Taspen," kata Reza.
"Jadi kalau misalnya itu akan jadi perusahaan ataupun dikelola oleh IFG atau BKPM, maka orang-orang yang ada di situ harus punya integritas yang kuat. Jadi selain kompeten dari sisi kemampuan, Dia juga harus kompeten dari sisi integritasnya," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengaku telah diperintah Presiden Joko Widodo untuk membentuk task force yang bertugas menyiapkan Family Office di Indonesia.
]"Presiden memberikan arahan, saya diminta siapkan task force ini dalam satu bulan ke depan," kata Luhut dikutip dari unggahan di akun Instagram @luhut.pandaitan, Selasa, 2 Juli 2024.