Bank Indonesia Kembangkan Proyek Nexus Buat Permudah Pembayaran Instan Antarnegara

Gedung Bank Indonesia (BI).
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

Jakarta – Bank Indonesia dan beberapa bank sentral di Asia Tenggara telah menyelesaikan blueprint (cetak biru) Tahap 3 Proyek Nexus. Cetak biru ini memungkinkan para negara peserta untuk melakukan interkoneksi pembayaran instan domestik yang dimiliki peserta di kancah global dengan lancar.

Bank Indonesia Ungkap 7.500 Rekening Bank yang Terkait Judi Online Telah Dibekukan

Adapun bank sentral di keempat negara itu adalah BI, Bank Negara Malaysia, Bangko Sentral ng Pilipinas, Monetary Authority of Singapore, Bank of Thailand. Selain itu juga ada Bank for International Settlements (BIS).

Untuk diketahui, proyek Nexus merupakan inisiatif dari BIS Innovation Hub. Dalam hal ini bertujuan untuk meningkatkan pembayaran antarnegara dengan menghubungkan berbagai sistem pembayaran instan domestik (instant payment systems/IPS) secara global.

Bagaimana Ketidakpastian Geopolitik Mempengaruhi Kebijakan Suku Bunga Indonesia? Pahami Disini!

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan bahwa tujuan Nexus adalah mencapai pembayaran antarnegara yang dapat diimplementasikan berdasarkan kerangka kebijakan yang kuat, inklusif, dengan manajemen risiko yang efektif.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia
OJK Panggil Manajemen Lunaria Annua Teknologi, Ini Masalahnya

"Visi ini selaras dengan kepentingan publik yang lebih luas untuk memberikan solusi pembayaran antarnegara yang efisien dan terjangkau bagi individu dan pelaku usaha di seluruh dunia, sehingga mampu meningkatkan partisipasi ekonomi global. Dengan memprioritaskan prinsip tersebut, sistem pembayaran antarnegara akan semakin lancar dan aman sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, inklusi keuangan, dan pembangunan berkelanjutan," kata Perry dalam keterangannya Senin, 1 Juli 2024. 

Perry mengatakan, proyek Nexus merupakan proyek pertama BIS Innovation Hub di bidang pembayaran yang menuju implementasi. BIS berperan sebagai penasihat Proyek Nexus sekaligus akan menyiapkan skema operasional dan membuka peluang bagi peserta baru dari seluruh dunia.?

Nexus sendiri dirancang untuk menstandardisasi metode konektivitas agar IPS domestik dapat terhubung satu sama lain. Standardisasi Nexus memungkinkan operator suatu negara hanya perlu membuat satu koneksi ke Nexus, tanpa harus membuat koneksi khusus dengan setiap negara yang ingin dihubungkan. Dengan demikian, cukup dengan koneksi tunggal, IPS negara peserta dapat saling terhubung satu sama lain.

Sementara itu, BIS General Manager Agustín Carstens mengatakan, proyek ini merupakan proyek pertama bagi BIS Innovation Hub dengan bank sentral dan operator IPS yang menuju implementasi. 

"Ketika diterapkan, proyek ini akan meningkatkan pembayaran antarnegara selaras dengan program pembayaran antarnegara G20, serta misi kami untuk mewujudkan kepentingan publik di bidang teknologi guna mendukung bank sentral dan meningkatkan fungsi sistem keuangan," ujarnya.

Gedung Bank Indonesia (tampak depan)

Photo :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

"Bersama negara-negara peserta gelombang pertama, Nexus memiliki potensi untuk menghubungkan pasar dengan 1,7 miliar orang di seluruh dunia yang memungkinkan mereka melakukan pembayaran instan satu sama lain dengan mudah dan murah," sambungnya.

Selanjutnya, Proyek Nexus akan melangkah pada pengembangan Tahap 4 dengan fokus pada pembentukan entitas baru, yaitu Nexus Scheme Organization (NSO), yang akan bertanggung jawab mengelola skema Nexus, dan melanjutkan misi untuk mencapai pembayaran antarnegara secara instan. 

Lalu, Bank Indonesia akan melanjutkan partisipasinya sebagai Pengamat (Observer) yang berperan untuk mengamati pengembangan proyek tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya