Luhut Ungkap Rencana Ekspor Durian ke Tiongkok, RI Bisa Cuan Triliunan

[dok. Instagram @luhut.pandjaitan]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, membeberkan hasil kunjungan ke Tiongkok beberapa waktu lalu, guna mendorong implementasi beberapa proyek kerjasama antar kedua negara.

BRI Borong 11 Penghargaan Finance Asia, Sunarso Dinobatkan Jadi The Best CEO

Melalui unggahan di Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, Dia mengungkap rencana ekspor durian ke Tiongkok yang nilainya mencapai US$7-US$8 miliar.

"Bisa dibayangkan bila satu kabupaten di Indonesia, katakanlah hanya berpenduduk 80 ribu-100 ribu jiwa, bisa mengekspor US$100 juta durian ke Tiongkok per tahun. Kabupaten tersebut bisa mendapat pemasukan sebesar Rp1,5 triliun. Tentu akan memberikan manfaat perekonomian yang signifikan di suatu daerah," kata Luhut di Instagram @luhut.pandjaitan, dikutip Jumat, 28 Juni 2024.

15 Ribu Orang Kaya Tinggalkan Tiongkok Sepanjang 2024

Durian

Photo :
  • VIVA/ Ngadri/ Kalimanta Barat

Selain itu, dalam kunjungan tersebut Luhut juga membahas beberapa kerjasama di bidang energi hijau, peningkatan kualitas alat-alat dan fasilitas kesehatan dalam negeri, serta Investasi perusahaan tekstil berskala besar.

Bea Cukai Buat Kawasan Bebas dan KEK: Dua Kawasan Berfasilitas untuk Peningkatan Investasi di Batam

"Yang paling menarik dan menjadi perhatian utama saya adalah rencana kerjasama pendidikan, dengan universitas-universitas terbaik di Tiongkok seperti Tsinghua dan Fudan," ujarnya.

Luhut mengatakan, sebagai negara dengan pendanaan riset terbesar kedua di dunia dengan total dana riset sebesar US$551,1 miliar, Tiongkok adalah pilihan yang masuk akal bagi Indonesia untuk bekerjasama dalam pengembangan SDM.

Karenanya, Dia pun mengajukan penawaran kepada Tiongkok agar menerima lulusan terbaik dari pelajar-pelajar Indonesia, untuk melakukan studi Undergraduate maupun Graduate program di sana.

"Setelah lulus, mereka juga bisa mengikuti program pelatihan kerja di perusahaan-perusahaan di Tiongkok sebelum kembali ke Indonesia," kata Luhut.

Dia mengaku melihat kepemimpinan strategis diplomasi antara dua negara sahabat ini, sebagai faktor penting keberlangsungan hubungan bilateralnya. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Indonesia dan Tiongkok dalam mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.

"Saya berharap intensitas pembicaraan tingkat tinggi yang diikuti dengan kerja sama yang terus diperdalam di beberapa sektor, dapat membawa kemajuan bukan hanya bagi Indonesia dan Tiongkok. Melainkan juga berdampak kepada masa depan negara-negara berkembang lainnya, dalam membangun komunitas untuk masa depan bersama," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya