Tetangga RI Siap Serap 100 Ribu Ton/Tahun Katoda Tembaga dari Smelter Freeport di Gresik

PT Freeport Indonesia kirim konsentrat tembaga perdana ke Smelter Gresik.
Sumber :
  • Dok. Freeport Indonesia

Jakarta – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menargetkan smelter tembaga di Gresik untuk bisa beroperasi penuh pada bulan Desember 2024. Nantinya, smelter single line terbesar di dunia ini diperkirakan akan menghasilkan 650 ribu ton katoda tembaga dari input 1,7 juta ton konsentrat tembaga.

Riset INDEF: Indonesia Punya Momentum Strategis untuk Jadi Pemain Global dalam Hilirisasi Tembaga

Menurut Tony, permintaan katoda tembaga di pasar global saat ini semakin meningkat, sehingga ada negara yang justru sangat menantikan produksi katoda tembaga yang akan diproduksi di Smelter Gresik ini.

"Jadi para off taker katoda tembaga ini, misalnya tetangga kita saja, sudah mulai minta kira-kira 100 ribu ton per tahun. Kita harap ada industri turunan lainnya yang juga akan menjadi off taker katoda tembaga kita," kata Tony sebagaimana dikutip dari YouTube Freeport Indonesia, Kamis, 27 Juni 2024.

INDEF: Ekosistem Hilirisasi Tembaga Indonesia Menunjukkan Perkembangan Positif dan Punya Nilai Strategi yang Signifikan

Antam Siap Serap Emas 20 Ton per Tahun

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas [dok. YouTube Freeport Indonesia]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jadi Tulang Punggung Hilirisasi, Simak Rincian Kinerja Keuangan Grup MIND ID di Kuartal III-2024

Bahkan di dalam negeri sendiri, PT Antam Tbk juga sudah siap menyerap hasil emas batangan dari smelter Freeport tersebut, dengan jumlah hingga mencapai sebesar 20 ton per tahun.

"Kalau pasar domestik ada, kita sangat senang menjual di domestik. Karena menjual domestik dan ekspor sama saja kalau produk hilir. Maksudnya, harganya sama, tapi ongkos angkut domestik lebih murah," ujarnya.

Karenanya, melalui peresmian Smelter Gresik yang dilakukan pemerintah hari ini, Tony pun berencana menggenjot produksi untuk memenuhi permintaan pasar global tersebut.

Tahapan prosesnya pun akan mulai dilakukan seiring peresmian commissioning operational hari ini, dengan memanaskan suhu secara stabil di 1.300-1.400 derajat sebelum smelter bisa beroperasi mengelola konsentrat.

"Setelah itu, kita baru bisa masukkan konsentrat dengan kapasitas 50 persen, dan akan bisa menghasilkan katoda tembaga sekitar Agustus atau paling lambat September," kata Tony.

"Jadi kalau 1,7 juta ton kapasitas input baru akan dimasukkan, konsentratnya 650 ribu ton per tahun dengan kapasitas 50 persen. Tapi secara bertahap setiap bulan akan naik 10-15 persen, sehingga pada Desember diperkirakan akan mencapai 100 persen kapasitas," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya