Smelter Freeport Diresmikan! Siap Hasilkan 700 Ribu Ton Katoda Tembaga hingga 60 Ton Emas per Tahun
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur diresmikan oleh perwakilan pejabat pemerintah Indonesia pada hari ini, Kamis, 27 Juni 2024. Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengucap syukur atas peresmian smelter tembaga single line terbesar di dunia itu, karena menurutnya cukup banyak tantangan dalam mewujudkannya.
"Alhamdulillah kita bisa meresmikan operasi smelter PTFI ini yang cukup challenging untuk menyelesaikannya," kata Tony sebagaimana dikutip dari YouTube Freeport Indonesia, Kamis, 27 Juni 2024.
Dengan kapasitas produksi hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga, ia memastikan bahwa output dari smelter ini dapat menghasilkan sekitar 600-700 ribu ton katoda tembaga yang bisa dimurnikan di smelter tersebut pada sekitar bulan Desember mendatang.
"Yaitu lumpur anoda yang akan menghasilkan emas dan perak, serta beberapa logam lainnya. Untuk jumlah emasnya kira-kira antara 50-60 ton dan peraknya sekitar 220 ton per tahun," ujarnya.
Investasi Rp 58 Triliun
Dengan total investasi mencapai US$3,7 miliar atau sekitar Rp 58 triliun, Tony memperkirakan bahwa produksi katoda tembaganya akan dimulai sekitar Agustus 2024 mendatang. Supaya, proses pemanasan bisa mencapai titik panas tertentu pada furnish-nya.
"Setelah itu, baru akan dimasukkan konsentratnya, kemudian diolah di-furnishnya itu, dan dimasak di bentuk anode casing yang tadi kita lihat tadi. Copper anode kemudian dibawa ke Electro Refinery," kata Tony.
Produksi Perdana Sebelum 17 Agustus
Kemudian, lanjut Tony, proses Electro Refinery itu diperkirakan akan membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Sehingga, diperkirakan Freeport baru akan menggenjot produksi katoda tembaga pertamanya pada sekitar pertengahan Agustus 2024.
"Semoga dapat bisa dilakukan sebelum atau dalam rangkaian acara peringatan hut kepentingan Republik Indonesia 17 Agustus," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Suswantono,