OJK Pastikan Layanan Perbankan RI Aman Usai Server Pusat Data Nasional Diretas

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan layanan perbankan Indonesia aman. Sebab, saat ini tengah terjadi serangan ransomware pada Server Pusat Data Nasional (PDN).

Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Dipastikan Terjaga PPN Jadi 12 Persen, Sistem Perpajakan Makin Kuat

“Tidak (ada masalah), kita tidak masuk ke sistem itu,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Kompleks DPR RI, Rabu, 26 Juni 2024. 

Dian mengatakan, saat ini sistem keamanan perbankan RI sudah memadai. Hal ini seiring dengan perbaikan yang sudah dilakukan, sejak kejadian serangan siber yang menimpa PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk pada tahun lalu.

Bank Indonesia Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

"(Sistem IT perbankan) sudah sejak kejadian dulu BSI, kami sudah banyak sekali melakukan perubahannya. Aturan maupun enforcement itu sudah semakin kuat. Jadi, kan sudah banyak aturan yang kami keluarkan, yang namanya resiliensi itu sudah kami tangani dengan baik lah," ujarnya.

Pengecekan pemeriksaan imigrasi manual di bandara seotta lantaran gangguan server PDN

Photo :
  • VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)
OJK Minta Perbankan Blokir 10 Ribu Rekening yang Terlibat Judi Online

Selain itu, Dian mengatakan bahwa pihaknya sudah menempatkan pengawas IT di lapangan. Dalam hal ini mereka bertugas melakukan pengecekan secara rutin terhadap layanan digital perbankan.

Sebelumnya, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN, Hinsa Siburian mengatakan server Pusat Data Nasional (PDN) terkena serangan siber ransomware terbaru. Itu yang membuat PDN dalam beberapa hari ini mengalami gangguan

"Insiden pusat data sementara ini adalah serangan siber dalam bentuk ransomware dengan nama brain cipher ransomware. Ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari ransomware lock bit 3.0," kata Hinsa di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Senin, 24 Juni 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Hinsa mengatakan bahwa server PDN yang terkena ransomware itu berada di Surabaya. "Yang mengalami insiden ini adalah pusat data sementara yang ada di Surabaya," ujarnya. 

Pada kesempatan lain, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa hacker (peretas) meminta uang tebusan senilai US$8 juta atau setara Rp 131,1 miliar. Budi Arie menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memberikan uang tuntunan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya