BI Ungkap Pembiayaan Syariah Tumbuh Lebih Tinggi dari Konvensional
- Dok. Istimewa
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan pertumbuhan pembiayaan syariah pada Mei 2024 mencapai 14,07 persen secara year on year (yoy). Angka ini lebih tinggi dari pembiayaan konvensional yang tumbuh 12,15 persen.Â
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengatakan, peran strategis Indonesia dalam mendorong kemajuan ekonomi syariah terutama penguatan ekosistem halal menuju Indonesia sebagai pusat industri halal dunia sudah mendapatkan pengakuan. Hal ini tecermin dari rilis State of Global Islamic Report 2023 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Score 2023.Â
"Ekspansi eksyar (ekonomi syariah) dari sisi pembiayaan juga ditunjukkan oleh pertumbuhan pembiayaan syariah pada Mei 2024 yang tumbuh tinggi mencapai 14,07 persen yoy, lebih tinggi dari pembiayaan konvensional yang tumbuh 12,15 persen yoy," kata Juda dalam keterangannya, dikutip Rabu, 26 Juni 2024.
Dia menjelaskan, untuk meningkatkan porsi pembiayaan syariah ke depan diperlukan dukungan strategi yang difokuskan, di antaranya dengan peningkatan inklusi melalui Project Charter, berbagai Business Matching akan dilakukan yang menyasar sektor ekonomi kreatif dan Pesantren (Islamic ecosystem). Â
Kedua, peningkatan inovasi salah satunya melalui digitalisasi business matching menggunakan platform pembiayaan/pendanaan syariah terintegrasi untuk pembiayaan komersial syariah dan platform SatuWakaf Indonesia Marketplace untuk pembiayaan sosial syariah. Ketiga peningkatan inisiatif bersama melalui sinergi antarlembaga dan industri jasa keuangan syariah agar dampak yang dihasilkan dapat semakin besar bagi pengembangan keuangan syariah ke depan.
Sejalan dengan itu, Deputi Komisioner Pengawasan Bank Pemerintah dan Syariah OJK, Defri Andri mengapresiasi kolaborasi penyelenggaraan Bulan Pembiayaan Syariah yang diharapkan dapat mendorong peningkatan skala usaha dan pertumbuhan porsi pembiayaan syariah.Â
"Pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia terus meningkat menjadi 7,38 persen, dengan pertumbuhan aset mencapai 9,71 persen atau Rp 892,97 triliun pada Maret 2024," jelasnya.Â
Adapun OJK telah menerbitkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia 2023-2027 (RP3SI) dengan tema Bank Syariah yang Unggul untuk Masyarakat yang Sejahtera. Penguatan diferensiasi produk dan layanan perbankan syariah didorong dengan strategi Pengembangan Keunikan Produk Syariah. Salah satu produk yang dikembangkan adalah Cash Waqf Link Deposit (CWLD) yang berbasis wakaf uang temporer melalui sinergi perbankan syariah dengan keuangan sosial syariah.