Menko Airlangga: Penguatan Dolar AS Kelihatanya Masih Panjang

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut bahwa penguatan dolar AS masih akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Hal ini disampaikannya dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.

Rupiah Terus Melemah, Industri Ini Terancam Ikut Kena Getahnya

Airlangga mengatakan, ekonomi global dalam jangka panjang juga diperkirakan hanya akan tumbuh rendah di 3,4 persen, dengan penurunan risiko geopolitik ekonomi.

"Downside risk geopolitik ekonomi, pelemahan ekonomi Tiongkok, dolar menguat jadi ini kelihatanya masih panjang, Kemudian suku bunga tinggi dan pengetatan fiskal di negara maju, tensi geopolitik dalam kunjungan luar negeri baik Timur Tengah, Rusia-Ukraina kelihatannya akan panjang," kata Airlangga Senin, 24 Juni 2024. 

Rupiah Menguat di Level Rp 16.365 per Dolar AS

Airlangga menuturkan, adanya tensi geopolitik di beberapa negara itu hingga saat ini belum ada titik temu. Sehingga, Airlangga menekankan agar menjaga pertumbuhan ekonomi RI agar tetap resilien. 

Dia menyebut, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih solid di 5,11 persen secara year on year (yoy) pada kuartal I-2024. Kemudian inflasi terkendali di 2,84 persen, angka kemiskinan dan pengangguran jelasnya pun ikut turun.

Tingkatkan Daya Saing, Jokowi Minta Jajarannya Fokus Genjot 2 Sektor Ini

Uang dolar AS dan rupiah.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

"Ini menjadi modal solid untuk visi Indonesia kedepan, yaitu Indonesia 2045 di mana pertumbuhan sekitar 6-7 persen, dan pendapatan target per kapita menjadi US$30.000," terangnya.

Ilustrasi hegemoni dolar AS

Photo :
  • vstory

"Dalam berbagai pertemuan internasional di OECD dan Digital Economy Framework kita juga menandatangani ketiga dari empat pilar IPEF (Indo-Pacific Economic Framework). Saya sampaikan pertumbuhan kita kalau US$30.000 dan penduduk 320 juta di 2045, ekonomi kita jadi Rp 9 triliun. Ini mendapat apresiasi dari berbagai negara," sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya