Rupiah Nyaris Sentuh Rp 16.500/US$, Airlangga Sebut Fundamental Indonesia Kuat

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – Nilai rupiah pada perdagangan hari ini nyaris menyentuh Rp 16.500 per dolar AS, tepatnya Rp 16.480 per dolar AS. Rupiah melemah sebesar 50 poin atau 0,31 persen.

Ketua OJK Prediksi Ekonomi Global 2024 dan 2025 Masih Sideways, Ini Penyebabnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, meski rupiah terus mengalami pelemahan, secara fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat. Pelemahan ini jelas Airlangga, dikarenakan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS). 

"Tentu kita kan melihat ini kan akibat daripada tingkat suku bunga di Amerika, kemudian terkait juga dengan kebijakan terhadap perekonomian Amerika yang relatif baik. Oleh karena itu secara fundamental Indonesia kuat," kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 21 Juni 2024.

Indef Beberkan Sederet Masalah Ekonomi Era Jokowi yang Diwariskan ke Pemerintahan Prabowo

Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Airlangga menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia tinggi yang mencapai 5,11 persen pada kuartal I-2024. Sedangkan inflasi masih tercatat rendah di 2,8 persen, serta neraca perdagangan Indonesia masih surplus.. 

Rupiah Kian Melemah Terhadap US$, Diduga Efek Data Ekonomi AS

"Kemudian juga dari daya saing juga relatif tinggi, kita juga (peringkat daya saing) dari IMD (naik ke posisi) 27 dari 34, loncat 7 poin, Bahkan kita lebih tinggi dari berbagai negara. Jadi secara fundamental indeks keyakinan konsumen juga baik, PMI (Purchasing Manager’s Index) juga positif di atas 50, jadi fundamental kita kuat. hanya kan tentu faktor sentimental regional yang harus kita jaga," jelasnya.

Menurutnya, ke depan Pemerintah akan menjaga investasi, serta mendorong Devisa Hasil Ekspor (DHE). Para eksportir pun diimbau Airlangga untuk memarkirkan DHE-nya di dalam negeri. 

"Tentu yang perlu kita jaga investasi kita harus genjot ke depan, kemudian DHE kita dorong dan kita minta kepada para pengusaha yang ekspornya masih punya devisa di LN untuk dimasukkan ke dalam negeri," terangnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya