Terapkan Strategi Lingkungan di Industri Penerbangan, Pelita Air Raih Penghargaan Internasional

Pesawat Pelita Air lepas landas.
Sumber :
  • Dok. Pelita Air

Jakarta – Pelita Air, maskapai layanan medium (medium service airline) dengan kode penerbangan IP meraih penghargaan tingkat internasional “Indonesia Sustainability Initiative of the Year – Aviation” dari GovMedia, perusahaan media asal Singapura yang juga menjadi bagian dari Charlton Media Group. 

Inisiatif Pengelolaan Sampah Puntung Rokok yang Menginspirasi

Penghargaan ini diterima Pelita Air dalam acara GovMedia Conference & Awards 2024 yang diselenggarakan di Marina Bay Sands Expo & Convention Center, Singapura.

Pelita Air berhasil meraih penghargaan bergengsi ini melalui proyek Sustainable Initiative Pelita Air, sebuah strategi komprehensif untuk mengurangi dampak lingkungan akibat aktivitas penerbangan. 

Libur Nataru, Bali dan Surabaya Dominasi Penerbangan Terpadat di Bandara Soetta

Inisiatif ini didasari oleh kondisi industri penerbangan yang saat ini menghadapi tantangan serius untuk segera mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Corporate Secretary Pelita Air, Agdya Yogandari menyatakan, penghargaan ini merupakan pengakuan atas komitmen dan upaya berkelanjutan Pelita Air dalam mengurangi dampak lingkungan.

Puncak Libur Natal, Peningkatan Penumpang di Bandara Soetta Capai 177.436 Orang

"Kami berterima kasih kepada seluruh komunitas dan stakeholders yang telah berkolaborasi bersama kami dalam mewujudkan inisiatif keberlanjutan ini," kata Agdya dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat, 21 Juni 2024.

PT Pelita Air Service (PAS)

Photo :
  • Pertamina

Agdya menambahkan, Sustainable Initiative Pelita Air dilakukan untuk menyeimbangkan emisi karbon melalui pelibatan berbagai komunitas terkemuka di bidang lingkungan, serta seluruh stakeholders di industri penerbangan.

“Proyek ini didasari oleh semangat kolaborasi. Kami menggandeng lembaga yang fokus di bidang penghijauan, serta para pemangku kepentingan di seluruh industri penerbangan agar secara kolektif dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan lingkungan dengan tetap memastikan implementasi yang efektif,” katanya.

Komitmen Pelita Air dalam mendukung terwujudnya penerbangan berkelanjutan, telah ditunjukkan maskapai ini sejak keikutsertaannya dalam peresmian bursa karbon IDX Carbon pada 26 September 2023. Momen tersebut sekaligus menjadikan Pelita Air sebagai maskapai penerbangan pertama di Indonesia yang terdaftar dalam IDX Carbon.

“Pencapaian ini memiliki arti penting bagi Pelita Air karena mengukuhkan dedikasi perusahaan dalam mempercepat peralihan energi global menuju net zero emission yang ditargetkan oleh pemerintah Indonesia” ujar Agdya.

Selain itu, dalam rangka mendukung inisiatif pengimbangan karbon, Pelita Air menggunakan perhitungan offset dan pengurangan yang memanfaatkan jejak karbon pada penerbangan perdana Jakarta-Banjarmasin yang berlangsung pada 1 November 2023. 

Sebagai bagian dari inisiatif penyeimbangan karbon, para penumpang pada penerbangan ini juga mendapatkan sertifikat karbon.

Sustainable Initiative Pelita Air juga dilakukan melalui penerapan Green Operating Procedure pada setiap penerbangan. Prosedur ini diterapkan Pelita Air bukan semata-mata untuk menghemat penggunaan bahan bakar saja, namun juga sebagai usaha untuk mengurangi limbah yang dihasilkan oleh kegiatan penerbangan komersil.

Pelita Air, lanjutnya, juga memperluas lingkup penerapan Green Operating Procedure, salah satunya melalui  penggunaan kemasan kertas daur ulang pada Meals On Board

"Langkah ini kami lakukan sebagai upaya dalam mengurangi deforestasi, serta penumpukan sampah kemasan sisa in-flight meals yang turut berdampak bagi lingkungan.” ujarnya.

Keseriusan dalam mengurangi deforestasi juga ditunjukkan maskapai ini lewat penerapan operasi tanpa kertas, melalui teknologi Electronic Flight Bag (EFB).

“Kami adalah maskapai penerbangan pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi Electronic Flight Bag (EFB) level 2 dan Digital Flight Package (paperless operation) dari NAVBLUE, anak perusahaan Airbus yang bergerak di bidang teknologi aviasi dan navigasi penerbangan.” jelas Agdya.

Perlu diketahui, EFB merupakan perangkat navigasi digital yang terintegrasi dengan sistem operasi pesawat. Teknologi ini berfungsi untuk mengumpulkan data yang berguna bagi peningkatan kualitas operasi penerbangan dan keselamatan penerbangan. Penggunaan EFB juga mampu mengurangi penggunaan kertas secara signifikan. Sebelum menerapkan EFB, setiap harinya penerbangan reguler menggunakan sekitar 2500 (dua ribu lima ratus) lembar kertas untuk kebutuhan flight document print di seluruh rute yang kami punya.

“Dengan EFB, Pelita Air telah berkontribusi dalam mengurangi penggunaan kertas yang sejalan dengan komitmen untuk penerbangan yang lebih berkelanjutan,” tutup Agdya Yogandari.

Penghargaan ini disebutnya menjadi bukti nyata dedikasi dan upaya Pelita Air dalam mempercepat peralihan menuju penerbangan berkelanjutan dan menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya