PLN IP Manfaatkan Limbah Racik Uang Kertas Jadi Bahan Baku Cofiring PLTU Bengkayang

PLTU Bengkayang 2x50 Megawatt yang memasok listrik ke sebagian besar wilayah Kalimantan Barat melalui Sistem Kelistrikan Khatulistiw
Sumber :
  • Dok. PLN IP

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) memperluas pemanfaatan biomassa Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar pengganti batu bara (cofiring). Kali ini LURK digunakan untuk bahan baku pada PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat yang dikelola Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang.

50 Persen Kebutuhan Listrik di Ambon Kini Disuplai dari Pembangkit Apung PLN IP

Cofiring ini dilakukan setelah sebelumnya sukses diterapkan di PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah dan merupakan salah satu upaya korporasi dalam mendukung percepatan transisi energi dan mengejar target Net Zero Emission (NZE) 2060. 

Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra mengatakan, pihaknya terus melakukan inovasi dalam menerapkan progam cofiring, yaitu memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar PLTU, salah satunya adalah memanfaatkan LURK.

Turunkan Emisi Sambil Manfaatkan Batu Bara, Co-firing PLTU Disebut Jadi Solusi

"Kami selalu mencari terobosan untuk memanfaatkan biomassa untuk bahan bakar PLTU, seperti memanfaatkan LURK yang sebelumnya hanya dibakar untuk dimusnahkan kini bermanfaat untuk dijadikan pengganti batu bara," kata Edwin dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu, 19 Juni 2024.

PLTU Jawa Tengah 2 Adipala 1x660 MW, salah satu offtaker biomass dari Hutan Tanaman Energi (HTE) yang dimanfaatkan untuk cofiring atau subtitusi energi primer Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Photo :
  • Dok. PLN Indonesia Power
Bidik Posisi Jadi Perusahaan Global, PLN Indonesia Power Rebranding 3 Anak Usaha

Pemanfaatan LURK sebagai bahan baku cofiring ini terus diperluas. Pemanfaatan LURK di Bengkayang ini merupakan wujud kolaborasi antara PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang bersama Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Barat.

Kolaborasi ini diwujudkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN IP UBP Singkawang dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat tentang pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) sebagai Bahan Bakar Alternatif. MoU ditandatangani oleh Manager Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo dan Kepala Kanwil Bank Indonesia Kalbar Nur Asyura Anggini Sari.

Manager Unit UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan, bersamaan dengan kegiatan MoU juga dilaksanakan pengiriman perdana LRUK ke PLTU Bengkayang sebanyak 9 ton untuk ujicoba cofiring.

Pemanfaatan biomassa dalam proses cofiring PLTU Bengkayang sampai dengan bulan Mei 2024 telah mencapai 4 persen. Sehingga diharapkan banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan PLTU Bengkayang yang bisa dikolaborasikan dengan banyak pihak.

"Kebutuhan bahan baku cofiring PLTU Singkawang masih cukup besar. Pemanfaatan LRUK untuk bahan bakar energi alternatif PLTU sangat membutuhkan kerja sama yang baik antara kedua belah pihak," tutur Slamet.

Menurut Slamet, cofiring LRUK ini merupakan upaya pengurangan emisi dengan memanfaatkan EBT sebagai salah satu cara untuk mengakselerasi transisi energi dan dekarbonisasi nasional. Di sisi lain, pemanfaatan LRUK ini juga sebagai bentuk program Waste to Energy.

"Pemanfaatan LRUK sebagai sumber energi yang ramah lingkungan dan sekaligus mengatasi permasalahan sampah racik uang kertas telah menjadi salah satu jawaban dari kebutuhan EBT dan semangat zero waste," tutupnya.

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalbar Nur Asyura Anggini Sari mengungkapkan, kolaborasi BI dengan PLN Indonesia Power ini merupakan wujud komitmen dalam mendukung transisi energi yang selaras dengan upaya pencapaian target Net Zero Emission 2060.

"Pasokan LURK untuk cofiring PLTU Bengkayang sebagai wujud sinergi Bank Indonesia dan PLN sebagai upaya pencapaian target Net Zero Emission 2060," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya