Neraca Perdagangan RI Surplus 49 Bulan Berturut-turut, Airlangga: Tren Berlanjut
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, neraca perdagangan Indonesia Mei 2024 surplus sebesar US$2,93 miliar, atau melanjutkan tren surplus 49 bulan berturut-turut. Meskipun saat ini kondisi ekonomi tengah bergejolak.
Airlangga mengatakan, tengah kondisi ekonomi global saat ini, kinerja ekspor Indonesia mampu menunjukkan performa baik. Pada Mei 2024 nilai ekspor Indonesia mencapai US$22,33 miliar, meningkat 13,82 persen secara month to month (mtm) atau 2,86 persen year on year (yoy).
“Neraca perdagangan Indonesia Mei 2024 surplus US$2,93 miliar, masih melanjutkan tren surplus 49 bulan berturut-turut. Surplus neraca perdagangan didukung surplus sektor nonmigas sebesar US$4,26 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas sebesar US$1,33 miliar,” kata Airlangga dalam keterangannya Rabu, 19 Juni 2024.
Airlangga melanjutkan, performa baik ekspor ini terdiri dari ekspor migas sebesar US$1,42 miliar, dan ekspor nonmigas sebesar US$20,91 miliar. Dengan demikian, ekspor migas naik sebesar 5,12 persen mtm dan ekspor nonmigas naik sebesar 14,46 persen mtm. Secara kumulatif Januari hingga Mei 2024, ekspor Indonesia telah mencapai US$104,25 miliar, mengalami penurunan sebesar 3,52 persen ctc.
Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 didukung dengan meningkatnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Adapun ekspor Indonesia ke ASEAN dan Uni Eropa juga mengalami kenaikan
Menurutnya, kenaikan aktivitas manufaktur beberapa mitra dagang utama Indonesia mengindikasikan bertambahnya daya serap atas produk ekspor Indonesia. Ini tercermin dari peningkatan aktivitas PMI manufaktur Tiongkok, Amerika Serikat, ASEAN dan Uni Eropa.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar jelas Airlangga, hampir semua komoditas mengalami peningkatan. Dalam hal ini peningkatan terbesar pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$263,6 juta atau naik 26,66 persen. Sementara yang mengalami penurunan hanya lemak dan minyak hewani/ nabati sebesar US$268,0 juta atau turun 14,32 persen.
Menurut sektor, kinerja ekspor sektor industri pengolahan meningkat sebesar 16,40 persen mtm, pertambangan dan lainnya meningkat 6,26 persen mtm, pertanian, kehutanan, dan perikanan meningkat 32,45 persen mtm, serta migas meningkat 5,12 persen mtm.
“Sedangkan nilai impor pada Mei 2024 mencapai US$19,40 miliar, naik 14,82 persen mtm namun turun 8,83 persen yoy, yang terdiri dari impor nonmigas sebesar US$16,65 miliar, naik sebesar 19,70 persen mtm namun turun 8,23 persen yoy dan impor migas sebesar US$2,75 miliar, turun 7,91 persen mtm dan 12,34 persen yoy,” ujar Airlangga.