P&G Indonesia Ajak Konsumen Bangun Budaya Conscious Living untuk Kurangi Sampah Plastik
- ist
Depok – P&G Indonesia terus berkomitmen mengajak masyarakat khususnya konsumen mereka untuk turut serta mengelola sampah plastik melalui program Conscious Living.
Head of Marketing and Sustainability Leader P&G Indonesia, Jonn Terence Dy mengatakan, pihaknya bakal memastikan seluruh aktivitas bisnis yang dilakukan selalu memperhatikan aspek lingkungan yang berkelanjutan, mulai dari proses produksi, rantai pasokan produk, hingga aspek kemasan setelah dipakai konsumen.
“Kami menyadari bahwa keberlanjutan, termasuk dalam pengelolaan sampah plastik, tidak dapat diselesaikan sendiri, oleh karena itu kami tidak hanya mengadopsi inovasi sebagai bagian integral dari budaya kami, tetapi juga menjadikannya misi untuk membangun kolaborasi yang bermakna dengan pemangku kepentingan lain dalam mengatasi tantangan lingkungan bersama-sama,” ujar Jhon dalam rilis yang diterima VIVA Jumat, 14 Juni 2024.
Untuk meningkatkan program Conscious Living, P&G turut menggandeng atau berkolaborasi dengan mitra pengelolaan sampah, Rekosistem.
Kolaborasi P&G dengan Rekosistem dilakukan di Auditorium Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia Jumat, 14 Juni 2024. Kolaborasi keduanya mendapat dukungan langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Kolaborasi ini merupakan momentum yang sangat baik dalam peningkatan efektivitas dan inovasi program Conscious Living untuk pengelolaan sampah plastik serta memperluas jangkauan masyarakat untuk berpartisipasi,” terang Jhon.
“Inisiatif ini sejalan dengan komitmen P&G Indonesia yang terbagi dalam tiga pilar utama: Iklim, Air, dan Limbah di seluruh operasional bisnisnya untuk keberlanjutan lingkungan,” sambungnya.
Terkait program keberlanjutan lingkungan, Jhon mengklaim, kemasan produk-produk P&G seperti sebagian material produk Gillette Venus dan shampo Herbal Essences telah menggunakan materi daur ulang.
Maka, lanjut dia, setelah produk selesai dipakai, konsumen dapat menyetorkan kemasannya untuk diolah melalui program P&G Conscious Living, yang merupakan pelopor program ekonomi sirkular dan pengelolaan sampah kemasan plastik sachet dan HDPE.
Jhon mengungkap, program Conscious Living ini sudah berjalan sejak 2021, saat itu mereka mengawali kerjasama dengan Pemprov Jawa Barat.
“Selanjutnya, kami melakukan ekspansi program ke wilayah DKI Jakarta. Kolaborasi tersebut didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan lantaran sejalan dengan program yang telah dilaksanakan pemerintah yaitu Program Sampah Tanggung Jawab Bersama (Samtama),” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Vinda Damayanti Ansjar turut memberikan tanggapan. Menurutnya, program Conscious Living merupakan langkah penting dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
“Kami berharap kolaborasi ini dapat mengajak lebih banyak masyarakat untuk peduli dengan pengelolaan sampah plastik, serta menghasilkan solusi inovatif yang dapat diadopsi secara lebih luas. Tujuannya untuk memastikan masa depan yang lebih bersih dan hijau bagi generasi mendatang,” imbuhnya.
Vinda optimis program Conscious Living akan terus berkembang mengingat saat ini kesadaran masyarakat akan sampah plastik sudah mulai meningkat.
Terakhir, Co-Founder Rekosistem, Joshua Valentino berharap kolaborasi ini dapat menciptakan perubahan dalam upaya pengelolaan sampah plastik.