Rupiah Melemah ke Rp 16.378 per Dolar AS, Airlangga Sebut karena Gejala Global
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta – Nilai tukar rupiah pada perdagangan siang hari ini tercatat melemah mencapai posisi Rp 16.378 per dolar AS. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto merespons kabar tersebut.
Airlangga mengatakan, tembusnya rupiah hingga ke level Rp 16.300 per dolar AS dipengaruhi oleh gejala global. Hal ini di antaranya karena membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS) hingga turunnya inflasi di negara tersebut.
"Kan ekonomi Amerika membaik pertumbuhannya bagus, inflasinya menurun. Nah, kemudian berbagai mata uang yang lain juga dia menguat jadi itu gejala global," kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 14 Juni 2024.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo buka suara soal nilai tukar rupiah kini Rp 16.300 per dolar AS. Perry mengatakan, meskipun rupiah mencapai Rp 16.300 per dolar AS, namun masih stabil. Bahkan, menurutnya rupiah masih menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
"Kan stabil. Itu salah satu yang terbaik di dunia," kata Perry di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 14 Juni 2024.
Menurut Perry, jika dibandingkan dengan negara lainnya. Nilai tukar rupiah lebih baik bila dibandingkan mata uang Korea, Filipina, Thailand, dan Jepang.
"Rupiah Rp 16.300 tolong dilihat dari akhir tahun kemarin, Indonesia itu sangat rendah dan kalau dibandingkan dengan negara lain sangat, lebih rendah dari negara lain. Bandingkan dengan Korea, bandingkan dengan peso (Filipina), bandingkan dengan bahkan Thailand, bandingkan dengan Jepang. Kita depresiasi kita adalah paling termasuk yang rendah dan stabil," tegasnya.
Meski demikian, Perry menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan langkah-langkah guna menstabilkan nilai tukar rupiah. Stabilisasi ini di antaranya sudah dilakukan BI dengan intervensi, hingga menarik portofolio asing
"Rupiah kita sangat stabil, salah satu yang terbaik di dunia dan kita terus melakukan suatu langkah-langkah stabilisasi nilai tukar. Banyak yang kita lakukan, antara lain intervensi, kemudian menarik portofolio asing ke dalam negeri sudah, IHGS. Semua berjalan baik, stabil dan sudah diapresiasi oleh Presiden," imbuhnya.