Saham Asia Berpotensi Merosot Jelang Keputusan Suku Bunga Bank of Japan
- VIVA/Muhamad Solihin
Jakarta – Saham Asia-pasifik diprediksikan akan melemah pada pembukaan perdagangan Jumat (14/6/2024). Lantaran pelaku pasar menunggu keputusan penetapan suku bunga oleh Bank of Japan (BOJ).
Mengutip CNBC, para ekonom memproyeksikan BOJ tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level 0-0,1 persen. Di sisi lain Nikkei Jepang justru melahirkan BOJ sedang mempertimbangkan untuk mengurangi kepemilikan obligasi pemerintah Jepang.
Saat ini, BOJ menargetkan pembelian obligasi sekitar Yen 6 triliun per bulan. Bank juga sudah menginformasikan ke pelaku pasar mengenai rencana pembelian obligasi sebesar Yen 4,8-7 triliun per bulan.
Aksi BOJ jelas mempengaruhi pergerakan saham Asia-Pasifik sebagai sentimen negatif. Nikkei 225 Jepang melemah saat pembukaan pasar. Pada penutupan hari sebelumnya berada di level 38.720,47. Sementara saat pagi ini, Chicago Future tergelincir ke area 38.665 diikuti Osaka Future pada 38.570.
S&P/ASX 200 Australia berada lebih rendah dari 7.749,7 menjadi 7.749. Disusul koreksi Indeks Hang Seng Hong Kong menjadi 17.964 dari posisi penutupan 18.112,63.
Berbeda 180 derajat, Wall Street justru kinclong dengan mengalami kenaikan pada saham-saham besar Amerika Serikat. S&P 500 melaporkan sahamnya kembali mencatatkan rekor tertinggi selama empat kali berturut-turut. Hal itu imbas pelaku pasar mempertimbangkan banyak data yang menunjukkan tekanan inflasi berpotensi lebih rendah.
Indeks pasar menguat 0,23 persen ke nilai 5.433,74. Nasdaq Composite melejit lebih tinggi 0,34 persen menjadi 17.677,56. Sayangnya, Dow Jones Industrial Average menunjukkan kinerja buruk dengan terperosok 0,17 persen.
S&P 500 dan Nasdaq mengalami rekor penguatan tertinggi pada pekan ini. Hal itu ditopang pengumuman data inflasi AS yang lebih rendah dari bulan sebelumnya sehingga menjadi sentimen positif untuk dua saham itu.