1.000 Pegawai Pos Pensiun Cuma Diganti 150 Orang, Sisanya Mulai Pakai Robot
- VIVA/Adi Suparman
Jakarta – PT Pos Indonesia mulai gelontorkan investasi besar untuk robotik dan digitalisasi. Langkah itu sebagai upaya efisiensi perusahaan di masa mendatang.
Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan, investasi pada robotik dan digitalisasi membutuhkan biaya yang sangat besar. Namun, hal ini akan membuat perusahaan bertahan untuk jangka waktu yang panjang.
"Processing di Surabaya dan Jakarta, kita sudah menggunakan robotik,” ujar Faizal di Jakarta, dikutip, Kamis, 13 Juni 2024.
Dia menjabarkan, investasi tersebut dilakukan guna mengurangi pengeluaran tetap atau fixed cost. Di mana biaya paling besar digunakan untuk membayar gaji karyawan.
“Penggunaan robotik dan digitalisasi kita perluas, supaya apa, dengan robot kan lebih efisien, kerja 24 jam, tidak ada salah sortir karena human error, tidak ada rusak karena barang dilempar-lempar," ungkapnya.
Dengan investasi itu, Faizal memproyeksikan bahwa pendapatan perusahaan pada 2024 tidak akan sebagus tahun lalu. Di mana semester pertama mampu mencatatkan pendapatan hingga Rp2,41 triliun.
"Jadi dengan investasi di robotik, digitalisasi yang cukup memakan dana yang besar, itu akan mengurangi profitabilitas kita di tahun ini. Tapi mudah-mudahan dalam jangka panjang, karena lebih efisien di cara mengoperasikan perusahaan ini, jadi jangka panjang nanti kembali lagi profit-nya," kata Faizal.
Lebih lanjut, Faizal mengatakan bahwa terdapat lebih dari 1.000 karyawan PT Pos Indonesia yang pensiun. Namun demikian, pihaknya memutuskan hanya mengganti 10 persen saja atau sekitar 100-150 karyawan baru.
Menurut Faizal, saat ini perusahaan plat merah tersebut akan menjalin kemitraan dengan pihak ketiga sebagai upaya efisiensi. Beberapa bidang yang akan diganti dengan kemitraan antara lain penjaga loket serta pengantar logistik.
"Sekitar 100-150 orang saja, kita rekrut langsung yang sarjana, sedangkan yang karyawan seperti jaga loket, yang antar kita ganti dengan kemitraan. Jadi polanya bukan karyawan tetap atau karyawan kontrak, tapi melalui kemitraan, sangat efektif dan itu yang menyelamatkan kita," ucapnya. (Ant)