3 Bos BRI Borong Saham BBRI saat Sedang Terkoreksi, Ini Kata Manajemen
- Humas BRI
Jakarta – Tiga orang direksi atau bos PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memborong saham BBRI di tengah kinerja saham bank pelat merah itu terkoreksi 23 persen secara year to date (ytd). Jumlah saham yang diborong dengan total 723.300 lembar saham.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) , ketiga direksi yang membeli saham BBRI dengan nominal beragam antara lain Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu, dan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi dalam keterangannya dikutip Kamis, 13 Juni 2024, dia menjelaskan terkait aksi borong tersebut. Menurut dia, pembelian saham BBRI oleh direksi itu bersifat pribadi atau dengan tujuan untuk investasi.
Pada 7 Juni 2024, Catur Budi Harto membeli 230.000 saham BBRI sehingga kepemilikan sahamnya saat ini menjadi sebanyak 4.045.557 saham. Pada tanggal yang sama, Viviana membeli 280.000 saham BBRI sehingga kepemilkannya menjadi 3.659.500 saham. Kemudian pada 10 Juni 2024, Supari membeli 213.300 saham BBRI sehingga saat ini memiliki 4.970.914 saham BBRI.
Lebih lanjut dia mengakui, saham BBRI tengah berada dalam tekanan. Gerak saham BBRI yang melemah belakangan ini, catat BRI, berbanding terbalik dengan kinerja perseroan yang menguat dan bertumbuh positif.
Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dan David Chong menilai, potensi kenaikan harga saham BBRI akan lebih besar karena risikonya sudah diperhitungkan. Hal itu disampaikan Andrey dan David dalam riset yang dipublikasikan pada Selasa kemarin.
Untuk kinerja Januari hingga April 2024 (4M24), laba BBRI (bank only) meningkat 4,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Peningkatan ini, catat perseroan, didorong oleh pertumbuhan pinjaman yang kuat dan efektivitas biaya kredit (Cost of Credit/CoC).
Perseroan menyampaikan, laba BBRI selama empat bulan pertama tahun 2024 itu sesuai dengan ekspektasi analis atau setara dengan 28 persen dari perkiraan untuk sepanjang tahun.
Sementara itu, pinjaman tumbuh 12 persen yoy pada April 2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Maret 2024 yang hanya meningkat 10,9 persen yoy. (Ant)