Saham Asia-Pasifik Anjlok Tertekan Penguatan Wall Street di Akhir Pekan
- VIVA/Muhamad Solihin
Jakarta – Saham Asia-Pasifik diperkirakan akan lesu selama perdagangan hari ini. Kondisi itu terjadi menyusul laporan saham di Amerika Serikat yang melebihi target pasar. Melansir CNBC, kenaikan disebabkan pertumbuhan perekrutan dan meningkatkan upah pekerja pada bulan Mei.
Sehingga mucul spekulasi bahwa The Fed sengaja menunda menurunkan suku bunga. Sejalan dengan para investor dan trader yang tidak mengharapkan Federal Open Market Committee (FOMC) tidak mengambil keputusan untuk menurunkan suku bunga biak pada pertemuan minggu ini maupun pada rapat selanjutnya di akhri Juli.Â
Agenda pekan ini, investor akan menanti laporan produk domestik bruto (PDB) Jepang kuartal pertama yang diikuti keputusan penetapan suku bunga oleh Bank of Japan pada Jumat mendatang. Tiongkok dan India juga akan mengumumkan angka inflasi selama bulan Mei pada Rabu (12/6/2024).
Pasar saham Asia dibuka bervariasi pagi ini. Saham Nikkei 225 Jepang naik 0,19 persen saat pembukaan perdagangan. Begitu juga saham Topix yang menguat 0,38 persen.Â
Sayangnya, saham Korea Selatan justru bergerak ke zona merah. Saham Kospi Korea Selatan merosot 1 persen yang diikuti Kosdag yang tergelincir 0,5 persen. Sementara pasar Australia, Tiongkok, Hongkong dan Taiwan tutup pada Senin.Â
Menilik perdagangan di Wall Street, S&P 500 bergerak datar usai menyentuh rekor tertinggi intraday. Saham Dow Jones Industrial Average turun 0,22 persen serupa dengan Nasdaq Composite yang terperosok 0,23 persen.
Meskipun begitu, ketiganya berhasil mencatat keuntungan besar selama seminggu. Saham Dow Jones membukukan kenaikan 0,29 persen, S&P 500 meroket hingga 1,32 persen, dan Nasdaq menguat paling tinggi sebanyak 2,38 persen.