Tarik Dana, Ternyata Saldo Rekening Muhammadiyah di BSI Sampai Triliunan
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengalihkan dana simpanan dan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Hal itu sebagaimana tertuang dalam Memo Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana yang dikeluarkan pada 30 Mei 2024.
Pengalihan dana tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko konsentrasi dan meningkatkan persaingan sehat di antara bank-bank syariah. Hal ini dilakukan karena sebelumnya penempatan dana Muhammadiyah terlalu terkonsentrasi di BSI, sementara bank-bank syariah lain masih kurang mendapatkan porsi yang signifikan.
Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal, menegaskan komitmen Muhammadiyah untuk mendukung perbankan syariah dan melakukan rasionalisasi keuangan. Keputusan ini tertuang dalam Memo Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana.
“Sehingga bank-bank syariah lain tersebut tidak bisa berkompetisi dengan margin yang ditawarkan oleh BSI, baik dalam hal yang berhubungan dengan penempatan dana maupun pembiayaan. Bila hal ini terus berlangsung, maka tentu persaingan di antara perbankan syariah yang ada tidak akan sehat dan itu tentu jelas tidak kita inginkan,” kata Anwar seperti yang dikutip dari Antara pada Rabu (5/6/24).
BSI, melalui Corporate Secretary Wisnu Sunandar, menanggapi pengalihan dana tersebut dengan berkomitmen untuk tetap menjadi mitra strategis dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. BSI juga berusaha memberikan pelayanan terbaik dengan mematuhi prinsip-prinsip syariah dan meningkatkan inklusi keuangan syariah untuk semua lini masyarakat.
"Terkait pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam upaya mengembangkan berbagai sektor ekonomi umat. Terlebih bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi bangsa,” kata Wisnu.
Total dana Muhammadiyah yang ditarik di BSI diperkirakan mencapai Rp 13-15 triliun. Sebelumnya banyak warganet yang berspekulasi tindakan Muhammadiyah ini karena pertimbangan faktor keamanan. Akan tetapi, pengakuan Muhammadiyah memperjelas semua bahwa Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia ingin umat Islam di Indonesia tidak hanya berfokus dengan satu bank syariah.