Sri Mulyani Sebut Geopolitik dan Perang Dagang Bisa Jadi 'Mimpi Buruk' Pariwisata RI
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut, ketidakstabilan pada situasi ekonomi global bisa menjadi mimpi buruk bagi sektor pariwisata Indonesia.
Hal itu sebagai akibat dari memburuknya situasi geopolitik global, yang melibatkan sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, atau anggota G7 dengan China dan Rusia.
Terlebih, perang dagang juga diperkirakan bakal turut melemahkan situasi perekonomian dunia saat ini, yang terlihat dari tren peningkatan tarif perdagangan antarnegara hingga mencapai empat kali lipat.
"Kita melihat tarif atau pembatasan perdagangan meningkat hampir empat kali lipat, sehingga mempengaruhi banyak negara di dunia dan akan melemahkan ekonomi global," kata Sri Mulyani dalam Indonesian Tourism Investment Forum (ITIF) 2024, Rabu, 5 Juni 2024.
Di samping masalah geopolitik, Menkeu pun menyebut bahwa faktor lain berupa perubahan iklim, penuaan populasi, digitalisasi, teknologi digital, hingga kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI), juga berpotensi menjadi mimpi buruk lain khususnya bagi sektor pariwisata.
"Jika semua (masalah) ini bersatu, pasti akan mempengaruhi ekonomi global. Jika perekonomiannya tidak baik, maka pariwisata tidak akan datang karena semuanya juga bergantung pada keterjangkauan," ujar Menkeu.
Meski demikian, Sri Mulyani meyakini bahwa kelebihan-kelebihan yang dimiliki sektor pariwisata Indonesia, masih akan mampu menopang sektor tersebut hingga mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Misalnya keunggulan berupa kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, kekayaan warisan serta budaya, wisata halal, dan sektor perhotelan. Hal itu menurutnya merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak pariwisata Indonesia agar bisa lebih baik kedepannya.
"Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan industri pariwisata, karena kita punya banyak sumber daya alam yang indah, kekayaan warisan dan budaya, pariwisata halal, dan perhotelan," ujarnya.