Bisa Dongkrak Ekonomi RI hingga 8 Persen, Sri Mulyani: Pariwisata Sudah Jadi DNA Indonesia

[dok. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam sambutannya di acara Indonesian Tourism Investment Forum (ITIF) 2024, Rabu, 5 Juni 2024]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, agar Indonesia dapat mencapai target negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045, maka perekonomian nasional juga perlu tumbuh lebih tinggi.

Menghadapi Korupsi: Dampak dan Pelajaran dari Kasus Tom Lembong

Terlebih, pemerintah mendatang menargetkan agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh sampai sebesar 8 persen, sehingga membutuhkan banyak sektor untuk dikembangkan. 

"Dalam hal ini, pariwisata dan industri pariwisata dapat menjadi sumber pertumbuhan inklusif yang baik dan berkualitas," kata Sri Mulyani dalam Indonesian Tourism Investment Forum (ITIF) 2024, Rabu, 5 Juni 2024.

Atasi Penurunan Tanah di DKI Jakarta, Kementerian PU Terapkan Environmental Remediation

Dia meyakini, Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan industri pariwisatanya, karena mempunyai banyak sumber daya alam yang indah. Selain mempunyai warisan dan kekayaan budaya asli Tanah Air, Menkeu menambahkan bahwa Indonesia juga memiliki sektor pariwisata halal dan juga perhotelan.

Ilustrasi wisata Bali.

Photo :
Kemenkeu Perpanjang Tax Holiday hingga Desember 2025, Intip Sektor Industri yang Bisa Menikmati

"Sehingga sebenarnya (pariwisata) itu sudah menjadi DNA bagi banyak orang di Indonesia," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan, untuk menjadi destinasi pariwisata yang menyenangkan, Indonesia tidak perlu melakukan upaya khusus karena hal tersebut sudah menjadi bagian dari DNA nasional. Meskipun, hal itu memang tidak langsung bisa diterima begitu saja, karena adanya sejumlah tantangan yang harus dihadapi agar tujuan itu bisa terwujud.

Misalnya seperti aspek sumber daya manusia (SDM), yang menjadi salah satu kualitas penentu dari label sebagai negara maju. "Negara mana pun yang mampu atau ingin menjadi negara maju, negara berpendapatan tinggi, harus identik dengan kualitas sumber daya manusianya," kata Sri Mulyani.

Karenanya, Menkeu menegaskan bahwa anggaran untuk sektor pendidikan, layanan kesehatan, dan jaring pengaman sosial, harus menjadi salah satu bidang yang dinilai paling penting dan diprioritaskan.

Danau Toba

Photo :
  • Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Sumuy

Kemudian tantangan selanjutnya adalah soal infrastruktur. Dalam 10 tahun terakhir pemerintahan Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur terbilang memang sangat massif. Namun nyatanya, hal itu tidak serta merta menjamin bahwa semua pembangunan infrastruktur itu akan mencukupi kebutuhan dari setiap proyek yang ada.

"Sama halnya dengan sektor pariwisata, di mana urusan human capital (SDM) menjadi sangat penting. Tapi infrastruktur juga sangat penting, karena akan memainkan peran strategis dalam memberikan potensi pertumbuhan, termasuk dalam hal pariwisata. Jadi tidak ada wisata tanpa kualitas infrastruktur yang baik,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya