RI Mei Deflasi 0,03 Persen, BI Pede Inflasi 2024 Terkendali Sesuai Target
- VIVA/Fikri Halim
Jakarta – Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2024 terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Tercatat IHK mengalami deflasi sebesar 0,03 persen month to month (mtm), dan secara tahunan menurun menjadi 2,84 persen year on year (yoy).
Merespons hal ini, Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan dengan hasil tersebut BI optimis inflasi akan terkendali dalam kisaran sasaran target yang telah ditetapkan.
"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025," kata Erwin dalam keterangannya Selasa, 4 Juni 2024.
Menurutnya, inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Adapun inflasi inti pada Mei tetap terjaga sebesar 0,17 persen mtm, lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,29 persen mtm. Inflasi inti yang lebih rendah tersebut didorong oleh normalisasi permintaan setelah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, tengah berlanjutnya peningkatan harga komoditas global.
Sementara itu, kelompok volatile food mencatatkan deflasi. Kelompok volatile food pada Mei 2024 mengalami deflasi sebesar 0,69 persen mtm, lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,31 persen mtm. Deflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas beras, daging ayam ras, dan cabai rawit.
"Penurunan harga komoditas pangan terutama dipengaruhi oleh masih berlangsungnya musim panen, serta menurunnya harga pakan untuk komoditas daging ayam ras," jelasnya.
Adapun kelompok administered prices mengalami deflasi sebesar 0,13 persen mtm, atau menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,62 persen mtm. Deflasi kelompok administered prices disumbang terutama oleh deflasi tarif angkutan antarkota, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api sejalan dengan normalisasi tarif setelah periode HBKN Idul Fitri.
"Penurunan lebih lanjut tertahan oleh inflasi sigaret kretek mesin (SKM) sejalan dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,52 persen yoy, menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,54 persen yoy," imbuhnya.