Asyik! Inflasi Korea Selatan Turun ke Level Terendah selama 10 Bulan, Tak Sesuai Espektasi Pasar
- Pixabay.
SEOUL - Korea Selatan sukses menjaga angka inflasi konsumen tetap rendah. Inflasi terus melambat dua bulan berturut-turut sejak April dan berlangsung sampai Mei. Sayangnya, penurunan nilai inflasi lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Melansir Channel News Asia, Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) pada bulan Mei tercatat naik 2,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya (YoY). Namun, pencapaian tersebut lebih rendah 0,2 persen dari bulan April. Dimana indeks harga konsumen Korea mencapai 2,8 persen pada April.
Hasil itu jauh dari perkiraan para ekonom yang memprediksi CPI Korea Selatan bisa tembus 2,8 persen di bulan Mei. Ekonom juga mencatat CPI yang diperoleh Korea Selatan jadi yang paling lambat sejak Juli 2023.
Inflasi Korea Selatan yang terus melemah disebabkan harga produk pertanian yang turun 2,5 persen. Meskipun beberapa sektor menghijau tetapi kenaikannya sangat minim. Produk minyak bumi hanya naik 0,3 persen dan harga jasa pribadi yang menguat 0,4 persen.
“Inflasi diperkirakan akan stabil pada kisaran rendah hingga pertengahan 2 persen pada semester II tahun 2024,” ujar Menteri Keuangan Korea Selatan, Choi Sang-mok.
Lebih lanjut, pemerintah negeri ginseng berjanji memperpanjang potongan tarif bahan makanan dan menunda kenaikan harga utilitas publik demi menjaga inflasi.
Bank of Korea ikut angkat bicara dan mengatakan inflasi konsumen akan terus turun bertahap. Namun, yang perlu diperhatikan apakah inflasi sesuai dengan target bank sentral sebesar 2 persen.
Sebelumnya Bank of Korea juga mengatakan bahwa inflasi akan berada pada tren melambat sepanjang tahun yang diiringi penguatan pertumbuhan ekonomi. Namun, permintaan domestik hanya mengalami sedikit pemulihan.
Bank Of Korea terus mempertahankan suku bunga pada bulan Mei. Dengan begitu diperkirakan akan menurunkan suku bunga kebijakannya sebesar 50 basis poin menjadi 3,0 persen pada kuartal keempat tahun 2024.
CPI Inti Korea Selatan yang tidak termasuk bahan pangan dan energi bergerak fluktuatif. Naik naik 2,2 persen tahun ke tahun, melambat, kemudian naik lagi 2,3 persen pada bulan sebelumnya. Hal ini menandai kenaikan paling lambat sejak Desember 2021.