Aset Fisik Jadi Digital, Pasar Kripto RWA Diproyeksi Tembus US$16 Triliun

Ilustrasi aset kripto atau cryptocurrency assets.
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta – Bursa kripto kembali diramaikan oleh hadirnya Token Real Word Assets (RWA), yang diproyeksikan menjadi narasi baru yang akan mendominasi dunia kripto di masa depan. Hal itu tak lain adalah berkat keunggulan teknologi smart contract blockchain, dan adopsi yang semakin luas.

Transaksi Aset Kripto di Indonesia Tembus Rp475,13 Triliun, Didominasi Milenial dan Gen Z

"Pasar token RWA diperkirakan bisa mencapai nilai US$16 triliun pada tahun 2030. Angka ini mencerminkan potensi besar dari token RWA, yang merupakan token khusus yang merepresentasikan aset nyata di dunia fisik seperti emas, saham, rumah, dan aset lainnya," kata Chief Executive Officer (CEO) Indodax, Oscar Darmawan, dalam keterangannya, Senin, 3 Juni 2024.

Dia menjelaskan, token ini dibuat melalui proses tokenisasi menggunakan smart contract di blockchain, dan dapat ditransaksikan layaknya token berbasis blockchain lainnya. Bahkan, Token RWA memungkinkan aset fisik untuk diubah menjadi aset digital, yang bisa diperdagangkan di blockchain.

IHSG Makin Gagah di Akhir Perdagangan, Naik 1,65 Persen Disusul ARA Saham MAYA hingga POLU

Contoh aset dunia nyata yang bisa di-tokenisasi antara lain rumah, mobil, perhiasan, logam mulia, dan saham. Proses ini mirip dengan konsep saham yang dibuat dalam bentuk digital dan diperjualbelikan di bursa, tetapi dengan token RWA perdagangan dilakukan di jaringan blockchain.

Kepala Eksekutif Indodax, Oscar Darmawan.

Photo :
  • Dok. Indodax
Polisi Ungkap Total Barang Bukti Kasus Judi Online Libatkan Pegawai Komdigi Capai Rp167 Miliar

“Selain itu, token RWA dapat digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman atau menghasilkan dividen seperti halnya saham. Misalnya, sertifikat tanah yang di-tokenisasi bisa digadaikan untuk pinjaman, atau token tersebut dapat memberikan pendapatan pasif kepada pemiliknya," ujarnya.

Namun, Oscar mengaku ada beberapa tantangan dalam mengadopsi token RWA. Utamanya yakni masalah hukum dan peraturan, terutama pada transaksi lintas negara. Serta masalah kepercayaan antara penyedia jasa dan pengguna masih menjadi kendala utama. 

"Selain itu, perubahan mindset dan adopsi teknologi oleh pemilik aset dunia nyata juga menjadi tantangan tersendiri," kata Oscar.

Meski demikian, Dia meyakini bahwa token RWA memiliki potensi besar untuk melaju dengan momentum yang kuat. RWA bisa jadi akan menjadi gainer terbesar di bull market mendatang, karena banyaknya uang dari aset dunia nyata yang akan mengalir ke pasar kripto.

Aset kripto seperti Bitcoin atau Etherium.

Photo :
  • Mint

Tapi perlu diingat, lanjut Oscar, naik turun token akan mengikuti basis aset fisiknya, atau skema bagi hasilnya. Sehingga tidak seperti Bitcoin yang naik turunnya harga sesuai dengan supply dan demand. Di Indonesia sendiri, sudah ada token asli RWA sejak 2019 bernama Lyfe.

"Token RWA membuka peluang investasi baru yang sebelumnya tidak terjangkau oleh banyak orang. Dengan tokenisasi aset dunia nyata, kita dapat melihat likuiditas yang lebih tinggi dan manajemen aset yang lebih efisien. Indodax mendukung inovasi ini dan siap menjadi bagian dari masa depan transaksi digital," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya