Kimia Farma Bukukan Penjualan Rp 9,96 Triliun pada 2023

Kimia Farma
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membukukan penjualan Rp 9,96 triliun di sepanjang tahun 2023, atau naik 7,93 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan pendapatan tahun 2022 yang sebesar Rp 9,23 triliun. 

41 BUMN Sabet Investortrust BUMN Awards 2024, Ini Daftarnya

"Pertumbuhan penjualan KAEF meningkat lebih tinggi di tengah kondisi pasar farmasi nasional yang tertekan pada tahun 2023," kata Direktur Utama KAEF, David Utama, dalam keterangannya, dikutip Sabtu, 1 Juni 2024.

Dia mengatakan, sepanjang 2023 lalu KAEF fokus melakukan pembenahan internal secara berkelanjutan, melalui operational excellence dan reorientasi bisnis. Hal ini menunjukkan Kimia Farma memiliki fundamental bisnis yang kuat, dan memiliki potensi untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ke depannya.

Taspen Pastikan Akses Layanan Maksimal Jangkau Wilayah Terluar Indonesia, Begini Caranya

David menjelaskan, pada 2023, terdapat beberapa kondisi yang turut memberikan pengaruh pada penurunan laba KAEF. Antara lain yakni inefisiensi operasional dan tingginya nilai Harga Pokok Penjualan (HPP).

"Salah satu penyebab inefisiensi operasional karena kapasitas 10 pabrik yang dimiliki tidak sejalan dengan pemenuhan kebutuhan bisnis perseroan," ujarnya.

Kinerja APBN 2024 On-Track, Bea Cukai Ambil Peran dalam Penerimaan, Pengawasan, dan Fasilitasi

Kimia Farma

Photo :
  • VIVA.co.id/Sherly

Selain itu, Harga Pokok Penjualan (HPP) tahun 2023 mencapai sebesar Rp 6,86 triliun, naik 25,83 persen secara yoy. Kenaikan HPP itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan penjualan yang hanya sebesar 7,93 persen.

"Kenaikan HPP berasal dari belum optimalnya portofolio produk sesuai dengan perencanaan awal, dinamika harga bahan baku, dan tren obat untuk kebutuhan terapi yang berbeda dengan sebelumnya sehingga penjualan menjadi kurang tercapai," kata David.

Dari sisi pengeluaran, beban usaha tahun 2023 meningkat hingga 35,53 persen menjadi Rp 4,66 triliun, dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp 3,44 triliun. Kenaikan beban usaha terjadi secara dominan pada anak usaha KAEF, yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA) di mana kondisi ini tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Warga di Sukoharjo Solo mengantre vaksin gotong royong di Kimia Farma

Photo :
  • VIVA/Fajar Sodiq

"Beban keuangan tahun 2023 naik 18,49 persen menjadi Rp 622,82 miliar, seiring dengan kebutuhan modal kerja perusahaan dan adanya kenaikan suku bunga," ujar David.

"Ke depannya perseroan akan menjalankan restrukturisasi keuangan guna meringankan beban keuangan. Dalam upaya mendukung peningkatan kinerja, manajemen perseroan juga terus melakukan pembenahan dan berkomitmen untuk melaksanakan reorientasi bisnis pada seluruh anak usahanya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya