Potongan 3 Persen Iuran Tapera Dinilai Jadi Katalis Positif untuk Tingkatkan Pasar Modal, Kok Bisa?
- vstory
Jakarta – Potongan gaji 3 persen Tapera kian ramai diperbincangkan berbagai pihak. Tak terkecuali analis yang berpendapat bahwa pemangkasan ini memberikan dampak baik bagi likuiditas pasar modal.
Analisis Bahana Sekuritas, Satria Drewya, memperhitungkan bahwa potongan gaji 3 persen dapat menaikkan nilai likuiditas pasar modal. Besarnya peningkatan ditaksir sekitar Rp 160-268 triliun. Jumlah itu diperoleh dari 43 juta pekerja yang harus terdaftar pada tahun 2027 mendatang sebagai batas akhir pencatatan program Tapera,
Sampai akhir tahun 2022, BP Tapera mencatat jumlah pekerja yang sudah terdaftar sebagai peserta program sebanyak 3,8 juta. Jumlah ini merupakan sepersepuluh dari 36 juta pekerja yang kini terdaftar dalam sistem jaminan sosial ketenagakerjaan (BPJS-TK).
Saat ini, sebagian besar peserta merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memang sudah diwajibkan kepada mereka sejak tahun 2021. Ke depannya, seluruh pekerja formal termasuk freelance harus menjadi anggota untuk iuran Tapera. Sudah bisa dibayangkan berapa banyak uang dari hasil potongan 3 persen dari para pekerja.
Lalu bagaimana pengaruh iuran Tapera berperan sebagai katalis terhadap pasar modal Indonesia?
BP Tapera tidak mendiamkan begitu saja uang dari para pekerja. Laporan BP Tapera menuliskan dana Tapera akan dikelola oleh manajer aset dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dengan kinerja NAV sekitar 3 persen sebelum pajak.
Alokasi dana Tapera ditempatkan ke dalam dua bagian. Pertama, dana syariah sebanyak 6 persen dan sisanya sebesar 94 persen pada investasi konvensional. Investasi ini mencakup obligasi korporasi, obligasi pemerintah dan deposito pasar uang.
BP Tapera sudah mengantongi dana kelolaaan atau asset under management (AUM) sebesar Rp 2,9 triliun. Dana tersebut ditempatkan pada obligasi korporasi 47% persen, obligasi pemerintah 45 persen dan deposito pasar uang 8 persen.
Distribusi dana Tapera ke deposito pasar uang inilah yang menjadi katalis positif pada likuiditas pasar modal. Kasarnya akan ada dana tambahan di pasar modal sekitar Rp 14.4-21.4 triliun.
“Kumpulan tabungan dari Tapera merupakan katalis jangka menengah bagi pasar obligasi Indonesia dengan dampak minimal terhadap ekuitas,” ujar Satria Drewya.
Nantinya pembuatan rumah dari dana Tapera juga akan disokong oleh bank BTN sebanyak 4.077 unit setara 90 persen saham. Selain itu, bank BRI (BBRI) juga akan membantu pembangunan 457 unit setara 10 persen saham.