Bappenas: Tapera Bersifat Sukarela, Mirip Tabungan Haji

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, saat menghadiri acara pemyanpaian minat investasi Bali Urban Rail dan Associated Facilites di Kantor Gubernur Bali, Rabu, 29 Mei 2024.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

VIVA – Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) merupakan tabungan yang bersifat suka rela bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah dan ingin menabung. Hal itu dikatakan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, di Bali, Rabu, 29 Mei 2024.

Kenapa Kaki Seribu Muncul di Rumah Saat Musim Hujan dan Cara Ampuh Mengusirnya

Tapera juga bisa dimanfaatkan terutama bagi masyarakat yang sudah cukup umur akan tetapi tidak memenuhi persyaratan untuk mengakses layanan keuangan yang disediakan oleh perbankan 

"Untuk masyarakat yang bankable bisa menggunakan Tapera," kata Menteri Suharso Monoarfa saat menghadiri acara pemyanpaian minat investasi Bali Urban Rail dan Associated Facilites di Kantor Gubernur Bali, Rabu, 29 Mei 2024.

Bappenas Tegaskan Pentingnya Tata Kelola Pedesaan Harus Bisa Adaptif

Ilustrasi Rumah Sederhana Layak Huni

Photo :
  • ist

Suharso menjelaskan, Tapera yang bersifat akuristik, sukarela dan terbuka untuk masyarakat, mempunyai kemiripan dengan tabungan haji

Apakah Petir Bisa Masuk Rumah? Ini 5 Fakta yang Tak Banyak Diketahui!

"Tabungan Perumahan Rakyat itu sebenarnya sifatnya sukarela terbuka buat masyarakat  apa lagi bagi mereka yang belum punya rumah dan ingin menabung. Hampir mirip tabungan haji. Kalau tabungan haji itu kan suatu ketika dia bisa ambil itu untuk melaksanakan haji. Demikian juga untuk Tapera," jelasnya.

Dikatakan Suharso, Tabungan Perumahan Rakyat memiliki banyak hubungan dengan kepentingan seseorang. 

"Nanti kalau misalnya dia pegawai di suatu tempat bisa saja diatur dengan perusahaan tersebut. Dengan dia punya pegawai-pegawai. Atau para wartawan yang free, bebas bisa saja ikut menabung Tapera," ucapnya.

Disinggung berapa lama Tapera bisa digunakan, ia mengaku secara teknikal belum tahu berapa lama. Akan tetapi untuk angka 3 persen menurutnya terlalu lama.

"Teknikalnya saya belum tahu berapa lama bisa. Tapi kalau 3 persen itu bisa terlalu lama. Angka itu yang mestinya bisa dibicarakan berdasarkan kemampuan kapasitas masing masing orang. Saya tidak tahu nanti bentuknya seperti apa," kata Suharso.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya