Bos LPS Ungkap Tabungan Valas Turun gegara Banyak Orang Ambil Keuntungan 

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa
Sumber :
  • VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta -  Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini sejalan dengan penurunan tabungan dalam bentuk valuta asing atau valas.

Adapun nilai tukar rupiah di pasar spot melemah pada perdagangan Selasa, 21 Mei 2024. Kondisi rupiah melemah sebesar 18 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp 16.038 per dolar AS.

"Kalau kita lihat pembagian, yang valasnya tumbuh paling besar itu tabungan di atas Rp5 miliar. Kalau tabungan di antara Rp100 juta hingga Rp2 miliar itu pertumbuhannya negatif," kata Purbaya dalam konferensi pers di kantornya Selasa, 28 Mei 2024.

Rupiah melemah terhadap dolar AS.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa

Purbaya menuturkan, untuk simpanan valas antara Rp200 juta hingga Rp500 juta terkontraksi paling dalam atau turun 13 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Kemudian, tabungan Rp200 juta hingga Rp1 miliar konsisten mengalami kontraksi terus menerus sejak bulan Januari hingga April 2024.

"Untuk tabungan valas di bawah Rp100 juta juga mengalami kontraksi 4,57 persen yoy. Penurunan ini juga telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir," jelas Purbaya

Purbaya menambahkan, tren menurunnya tabungan valas disebabkan oleh adanya masyarakat yang mengambil keuntungan atau take profit di tengah melemahnya rupiah.

Rupiah Terperosok ke Level Rp 15.905 per Dolar AS

"Jadi, mungkin mereka sebagian take profit atau perlu dana tambahan untuk kegiatan mereka," ujarnya.

Rupiah Loyo ke Level Rp 15.852 per Dolar AS
Ilustrasi uang rupiah

Bank Indonesia Catat Uang Beredar di Oktober 2024 Capai Rp 9.078,6 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2024 sebesar Rp 9.078,6 triliun.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024