Pemerintah Lunasi Utang Kompensasi Listrik Rp 17,8 Triliun ke PLN
- VIVA/Andry Daud
Jakarta - PT PLN (Persero) mengapresiasi dukungan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan, yang telah melakukan percepatan pembayaran dana kompensasi atas selisih tarif listrik beberapa golongan dengan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik.
"Pembayaran kompensasi sebesar Rp 17,83 triliun tersebut merupakan nilai kompensasi untuk periode kuartal IV-2023, yang telah dilakukan pada Rabu, 22 Mei 2024," kata Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam keterangannya, Jumat, 24 Mei 2024.
Dia menegaskan, kompensasi ini merupakan bentuk kehadiran negara, dalam menjaga daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional. Selain berkontribusi dalam menjaga likuiditas perseroan, pembayaran kompensasi juga menjadi bentuk dukungan pemerintah pada upaya menggerakkan roda perekonomian lewat sektor kelistrikan.
"Negara benar-benar hadir mendukung layanan kelistrikan dan membantu perseroan untuk terus bertumbuh dengan arus kas positif," ujarnya.
Darmawan menjelaskan, di tengah berbagai tantangan ekonomi global yang terjadi, Pemerintah Indonesia bersama PLN terus berupaya menghadirkan energi listrik yang berkeadilan dan terjangkau. Hal ini ditunjukkan lewat kebijakan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat.
"Ini langkah konkrit pemerintah di mana tata kelola yang dilakukan pemerintah sudah sangat baik. Ini juga wujud bahwa negara hadir untuk menjaga daya beli dan memperoleh pelayanan listrik yang berkesinambungan," kata Darmawan.
Sepanjang tahun 2023, PLN melakukan extraordinary effort untuk menjaga stabilitas kondisi keuangan PLN dengan melakukan upaya efisiensi. PLN memiliki program Cash War Room (CWR), yang berfokus pada penguatan manajemen keuangan secara komprehensif baik dari sisi pengendalian anggaran dan performance, pengelolaan likuiditas dan manajemen utang, maupun pengelolaan valuasi aset.
Pada tahun 2024, CWR mulai menambahkan fokus pada upaya peningkatan top line melalui optimasi penjualan dan distribusi.
“Dengan program ini kami betul-betul punya visibility, baik itu revenue maupun pengeluaran cost kami, mulai dari jangka pendek, menengah dan panjang. Sehingga pengelolaan keuangan lebih optimal dan efisien," ujarnya.
Diketahui, realisasi penjualan listrik PLN sepanjang tahun 2023 mengalami pertumbuhan positif, dimana penjualan listrik mengalami kenaikan menjadi 285,23 Terrawatt hour (TWh). Realisasi penjualan ini tumbuh 5,32 persen year on year (yoy), dari tahun 2022 yang sebesar 270,82 TWh.
Segmen bisnis menjadi salah satu penopang utama dengan pertumbuhan mencapai 12,53 persen. Sementara, segmen industri menjadi penyumbang penjualan listrik terbesar, dengan 30,72 persen dari total energi jual.