WWF ke-10 Bali Pertajam Strategi Pembiayaan Campuran untuk Ketahanan Air Dunia
- Istimewa.
Jakarta – World Water Forum ke-10 yang diselenggarakan di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali, telah sukses menggelar berbagai sesi panel guna mencari solusi mengatasi permasalahan pengelolaan air di dunia.
Salah satu sesi penting yang digelar yaitu bertajuk ‘Blended Finance for Global Sustainable Water’. Sesi ini, yang diadakan melalui kerja sama antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves), Tri Hita Karana Forum, dan World Economic Forum.
Dalam sesi tersebut, membahas pentingnya ketahanan air dengan menghadirkan para pemimpin global dan pakar dari berbagai sektor untuk berbagi perspektif dan strategi dalam menghadapi tantangan keamanan air melalui kolaborasi pembiayaan campuran yang inovatif.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya kolaborasi global untuk mencapai ketahanan air dan iklim. Roadmap Global Blended Finance Alliance (GBFA) yang baru diluncurkan mencakup strategi pengurangan risiko untuk memperkuat keberlanjutan air.
"Kita memerlukan pembiayaan inovatif dan kemitraan kolaboratif untuk menciptakan kepercayaan investor dan mengembangkan infrastruktur air yang tangguh,” tegas Luhut dikutip dari keterangannya, Rabu, 22 Mei 2024.
Ahli dari Amsterdam University, Belanda, Prof Joyeeta Gupta menekankan pentingnya inovasi dalam pembiayaan untuk mengurangi risiko investasi dan menarik modal untuk proyek infrastruktur air yang berkelanjutan.
"Dengan peluncuran GBFA, yang bertujuan untuk menjembatani kebutuhan pembangunan dan iklim, ada harapan untuk perumusan pembiayaan yang lebih baik, mekanisme peningkatan kredit, peningkatan pendapatan, dan keterlibatan sektor swasta, menjadikan masalah kompleks di sektor ketahanan air lebih mudah untuk diselesaikan," kata Gupta.
Panel kedua dalam sesi ini, para pemimpin inspiratif dari berbagai sektor berbagi pengalaman dan strategi mereka dalam membangun kemitraan yang menggabungkan sumber daya dari sektor publik, swasta dan filantropi. Dalam diskusi panel kedua ini, turut hadir tokoh-tokoh inspiratif kelas dunia dengan berbagai solusi inovatif, Neo Gim Huay, Managing Director, World Economic Forum, bersama dengan pembicara panel lainnya berbagi studi kasus dan mekanisme pembiayaan yang telah terbukti berhasil.
Salah satu pembicara Fabrizio Palermo, CEO Acea, menyoroti pentingnya kemitraan antara berbagai sektor untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan efektif. Dia menyampaikan bahwa pembiayaan campuran diharapkan bisa menjembatani kesenjangan dalam program dan proyek di sektor berkelanjutan.
“Pembiayaan campuran dapat menjembatani kesenjangan antara kebutuhan pembangunan dan kebutuhan iklim, namun keseimbangan adalah kunci keberhasilan pembiayaan campuran. Dengan diluncurkannya GBFA, kami berharap GBFA dapat menjadi organisasi kunci bagi segala hal terkait pengembangan pembiayaan campuran di dunia,” jelasnya.
Keberhasilan World Water Forum ke-10 ini menandai langkah penting dalam upaya global untuk mengatasi tantangan ketahanan air. Para pemimpin dan pakar yang hadir berkomitmen untuk terus bekerja sama melalui platform GBFA dan berbagai inisiatif lainnya, guna memastikan implementasi strategi pembiayaan campuran yang efektif.
Dengan semangat kolaboratif dan inovatif yang telah ditunjukkan, diharapkan dunia dapat mencapai ketahanan air yang berkelanjutan dan inklusif, membawa manfaat bagi generasi sekarang dan masa depan.