Gandeng PUPR, BNBR Jamin Produk Rumah Hasil 3D Construction Printing Tahan Gempa
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melalui PT Modula Tiga Dimensi (Modula), siap mengembangkan industri konstruksi 3 dimensi atau 3D Construction Printing yang ramah lingkungan.
Dalam industri pembangunan rumah menggunakan teknologi 3D Construction Printing itu, Direktur & Chief Financial Officer (CFO) BNBR, Roy Hendrajanto M. Sakti memastikan, kualitas rumah yang bakal dibangun akan sesuai dengan standar keamanan dan kelayakhunian yang berlaku di Indonesia.
Tak main-main, dalam menentukan kualitas dari rumah-rumah atau bangunan yang bakal diproduksi dengan teknologi 3D Construction Printing itu, dimana proses pembangunannya akan memakan waktu sekitar 2 minggu, BNBR dipastikan bakal menggandeng Kementerian PUPR dalam hal lisensi dan perizinannya.
"Soal bagaimana kekuatan dari bahan ini, pasti itu sesuatu yang sangat kita pikirkan. Makanya kita bekerja sama juga dengan Kementerian PUPR, karena pastinya kita akan mendapatkan permit atau license bahwa rumah ini layak huni," kata Roy dalam soft-launching dan demo mesin 3D Construction Printing di PT Bakrie Pipe Industries, kawasan Harapan Jaya, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 21 Mei 2024.
Bahkan, Dia mengklaim bahwa desain rumah yang bakal digarap pihaknya menggunakan teknologi tersebut, juga akan memakai teknik tahan gempa. "Rumah ini tahan gempa sampai sekian SR, itu pasti akan kita lakukan. Jadi jangan takut, kalau sudah ke publik, berarti rumah ini menjadi sesuatu yang sudah sesuai dengan prosedur pemerintah," ujarnya.
Teknologi 3D Construction Printing yang sama diakui Roy juga sudah umum digunakan saat ini, dalam industri perumahan berkonsep tahan gempa di Jepang.
"Apalagi kita tahu Jepang sangat peduli terhadap gempa bumi. Jadi kalau mereka saja sudah pakai, (teknologi 3D Construction Printing) kita juga pasti akan dipakai," kata Roy.
Meski demikian, dalam penerapannya nanti BNBR melalui Modula tetap akan mengikuti berbagai macam prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah, terkait konstruksi rumah tersebut. Harapannya, dengan mulai terbangunnya industri dan pasar dari 3D Construction Printing di Tanah Air, nantinya hal itu bisa berkontribusi dalam menangani masalah backlog perumahan yang masih menjadi momok masalah di sektor hunian tanah airm
"Tapi tentu saja itu (teknologi 3D Construction Printing) kita tidak akan melangkahi prosedur-prosedur yang ada di Indonesia. Diharapkan hal ini juga bisa memberikan suatu sumbangsih kepada Indonesia, dimana kita tahu backlog itu merupakan masalah yang cukup besar di Indonesia," ujar Roy.
"Dan juga kita menawarkan suatu pilihan baru kepada masyarakat, terutama generasi muda, dalam hal bagaimana membuat suatu rumah idaman yang mereka cita-citakan," ujarnya.