WWF 2024 Bali, Kementerian BUMN Bentuk Konsorsium Garap Proyek Air Minum Rp 3,75 Triliun

[dok. Humas PT Danareksa (Persero)]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Bali – Kementerian BUMN melalui Holding BUMN PT Danareksa (Persero), menandatangani kerja pembentukan konsorsium penggarapan proyek Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Bandung senilai Rp 3,75 triliun.

Gemuk Lemak atau Gemuk Air? Kenali Perbedaannya dan Cara Mengatasinya

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko mengatakan, untuk mengatasi permasalahan air bersih, memang diperlukan beberapa langkah yang didorong. Antara lain dengan melakukan Pembangunan infrastruktur, pengelolaan Sumber Daya Air yang berkelanjutan, pemanfaatan teknologi, dan terus membuka postensi kerja sama dengan sektor swasta.

"Mari kita Bersama-sama bekerja keras dan berkomitmen untuk dapat membantu mewujudkan askes air bersih yang merata dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Kartika dalam keterangannya, Senin, 20 Mei 2024.

Manfaat Soda Kue untuk Kebersihan Toilet: Solusi Murah dan Efektif

Induk Holding BUMN Lintas Sektor Danareksa.

Photo :
  • Dokumentasi Danareksa.

Dia menjelaskan, konsorsium terdiri dari PT CITIC Envirotech Indonesia (CITIC) dan SUEZ (Singapore) Services Pte Ltd. Sementara, pengumuman konsorsium ini dilakukan pada acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.

Penundaan Rencana Pembentukan BPI Danantara Jadi Sorotan

"Harapannya nanti Bandung jadi salah satu pilot project dari kita, yang bisa memberikan akses air yang baik kepada masyarakat Bandung," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Danareksa, Yadi Jaya Ruchandi meyakini, kerjasama ini akan sangat membantu IWF melalui Danareksa, memberikan kontribusi penyediaan akses air di Indonesia. Dia juga berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung IWF menjadi nyata. Seperti misalnya CITIC di Cina dan Suez di Prancis, sebagai strategic partner yang sudah berpengalaman di bidang pengelolaan air.

Wakil Menteri BUMN RI, Kartika Wirjoatmodjo

Photo :
  • BRI

"Sehingga diharapkan bisa memberikan transfer knowledge atau technology dalam pengelolaan air, untuk segera mewujudkan 15 juta sambungan rumah baru," kata Yadi.

Dia merinci, ruang lingkup pengerjaan investasi tersebut memiliki kapasitas 3.500 liter per detik. Sehingga, nantinya dapat menambah lebih dari 130.000 sambungan rumah baru di Kota Bandung, dan memperluas cakupan air bersih bagi warga Kota Bandung.

Proses konstruksi akan didukung oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Jasa Tirta (PJT). Proses konstruksi ditargetkan akan dimulai tahun ini dan ditargetkan akan rampung pada 3 tahun ke depan.

"Kalau yang Bandung itu penyelesaian 3 tahun. (Dipakai) bertahap. Selesai 100 persen dalam 3 tahun. Jadi yang paling penting kan bahwa investasi air ini selain bisa memberikan akses ke masyarakat dengan efisien dan murah, tapi juga mampu membangun konsep investasi yang sehat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya