Kinerja Keuangan BNBR Membaik Dalam 3 Tahun Terakhir, Ini Buktinya
- Istimewa
Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melaporkan bahwa dari tahun ke tahun, perseroan secara konsisten telah menunjukkan tren performa keuangan yang terus membaik.
Direktur & Chief Financial Officer (CFO) BNBR, Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan, hal ini antara lain terlihat dari peningkatan laba usaha Perseroan selama tiga tahun berturut-turut, dari 2021-2023.
"Dimana masing-masing sebesar Rp 20,69 miliar (2021), Rp 231,91 miliar (2022), dan Rp 348,31 miliar (2023), dengan rata-rata marjin laba usaha sebesar 5,51 persen," kata Roy dalam keterangannya, Rabu, 15 Mei 2024.
Dia menjelaskan, Perseroan juga memiliki prospek yang baik, terbukti dengan adanya laba tahun berjalan yang positif dalam laporan keuangan konsolidasian tahunan yang diaudit selama tiga tahun berturut-turut. Yakni masing-masing sebesar Rp 86,78 miliar di tahun 2021, Rp 306,15 miliar di tahun 2022, dan Rp 264,46 miliar di tahun 2023.
Selain itu, ia juga mengatakan ada pula peningkatan pendapatan sebesar 16,24 persen compounded annual growth rate (CAGR), selama periode tahun 2021 hingga 2023. Peningkatan pendapatan Perseroan ini sebagian besar disebabkan perkembangan bisnis Perseroan, melalui entitas anak PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) yang bergerak di bidang penjualan kendaraan listrik.
Kemudian PT Bakrie Metal Industries (BMI) dan entitas anak Perseroan yang bergerak di bidang fabrikasi baja bergelombang, fabrikasi pipa baja, dan konstruksi baja. "Serta dan PT Bakrie Indo-Infrastructure (BIIN) yang bergerak di bidang pembangunan dan jasa infrastruktur termasuk infrastuktur telekomunikasi," ujar Roy.
Selain itu, Roy mengatakan bahwa pada Desember 2023, Perseroan telah melakukan penyelesaian restrukturisasi sebagian besar kewajiban terhadap kreditur. Dengan restrukturisasi ini, kinerja Perseroan di tahun berikutnya menjadi lebih baik.
Kemudian, lanjut Roy, pada periode tahun 2021 hingga 2023, Perseroan memiliki laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Dimana masing-masing sebesar Rp 63,67 miliar di tahun 2021, Rp 266,13 miliar di tahun 2022 dan Rp 237,46 miliar di tahun 2023.
"Rata-rata tiga tahun atas laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp 189,09 miliar," ujarnya.