Gandeng Swiss Re Asia, IFG Perkuat Bisnis Jasindo Jadi Mitra Pengelolaan Manajemen Risiko BUMN

IFG.
Sumber :
  • Dokumentasi IFG.

Jakarta – Indonesia Financial Group (IFG), Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi, memperkuat lini bisnis salah satu anggota holdingnya PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) menjadi risk management partner di ekosistem BUMN. Hal itu dilakukan dengan menyepakati kerja sama dengan Swiss Re Asia Pte. Ltd (Swiss Re).

Wamildan Tsani Ungkap Arahan Khusus Prabowo soal Pengembangan Garuda Indonesia

Kerja sama tersebut tertuang dalam penandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang dilakukan kedua belah pihak dalam rangka program pengelolaan risiko di ekosistem BUMN, di Jakarta, pada Rabu kemarin.

Hadir dalam penandatangan MoU tersebut Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga, Direktur Operasional Jasindo Ocke Kurniandi, Direktur Bisnis Strategis Jasindo Syah Amondaris, serta Managing Director, Public Sector Solutions Asia Pacific Swiss Re, Lubomir Varbanov. Kemudian, Director, Head Public Sector Solutions Asia ex China Swiss Re Wilfrid Goh, dan Senior Client Manager Public Sector Solutions Southeast Asia Swiss Re Anna Chieng.

Reputasi Whitelist Harus Dijaga, PT BKI Ajak Terus Tingkatkan Kualitas Kapal Berbendera Indonesia

IFG.

Photo :
  • IFG.

Pantro mengungkapkan, kerja sama tersebut bertujuan untuk menjaga pertumbuhan dan ketahanan operasional bisnis ekosistem BUMN melalui layanan mitigasi risiko yang lebih komprehensif dan efektif.

Perkuat Branding hingga Program Disabilitas, PNM Raih Apresiasi

“Langkah strategis ini merupakan sebuah terobosan baru dari peran IFG sebagai holding BUMN melalui Asuransi Jasindo yang tidak hanya berperan sebagai perusahaan penyedia asuransi saja tetapi sebagai mitra BUMN dalam pengelolaan risiko operasional sehingga berdampak positif pada pertumbuhan BUMN secara berkelanjutan,” jelas Pantro.

Pantro menambahkan, dengan kerja sama tersebut, Swiss Re akan mempertajam peran Asuransi Jasindo untuk lebih mampu mengidentifikasi dan memberikan solusi terkait adanya kesenjangan perlindungan (protection gap). Baik melalui solusi mitigasi risiko maupun risk transfers sehingga mendukung pengelolaan risiko di BUMN menjadi lebih optimal, efisien dan komprehensif.

Dalam hal ini, Asuransi Jasindo sebagai anggota holding IFG yang didukung oleh Swiss Re sebagai reasuradur global terbesar dapat memberikan dukungan kapasitas yang memadai untuk memberikan perlindungan yang optimal di ekosistem BUMN.

PT Asuransi Jasa Indonesia/Asuransi Jasindo.

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

Sementara itu, Direktur Operasional Asuransi Jasindo Ocke Kurniandi mengatakan, pihaknya menyambut positif kerja sama risk management partnership tersebut dalam rangka memperkuat inisiasi positif pengembangan peran Jasindo yang tidak hanya menjadi penyedia jasa asuransi tapi mampu mendukung pengelolaan risiko yang sustainable.

Perusahaan ditegaskannya terus melakukan transformasi untuk menjamin pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan, tetapi juga mampu memberikan added value kepada segenap stakeholder, terutama mitra bisnis yang selama ini mendapatkan layanan perlindungan dari Jasindo.

“Kami berharap dengan adanya kerja sama ini Asuransi Jasindo dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih sustain, serta mendukung kemampuan Perusahaan dalam memberikan perlindungan terhadap mega risk, terutama di ekosistem BUMN. Kami juga dapat belajar dari keahlian dan pengalaman Swiss Re dalam hal risk management partnership,” tambah Ocke.

Sebagai informasi, Swiss Re merupakan salah satu perusahaan reasuransi (reasuradur) terbesar di dunia yang memiliki jaringan yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Eropa, Amerika, Australia, Afrika, dan, Asia. Saat ini Swiss Re memiliki unit kerja untuk risk solution, yang memberikan solusi transfer risiko melalui program reasuransi.

Di samping itu, Swiss Re juga memiliki unit kerja risk engineering sebagai solusi risiko operasional industri. Dengan keahlian dan pengalaman tersebut, Swiss Re dapat memberikan saran kepada klien, mengacu pada kasus-kasus internasional dalam melakukan perbaikan risiko-risiko operasional pada berbagai macam industri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya