Neraca Perdagangan RI Surplus 4 Tahun Beruntun, Terpanjang Sepanjang Sejarah?
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan RI sudah surplus selama 48 bulan berturut-turut atau 4 tahun beruntun sejak Mei 2020. Sebab, pada April 2024 ini neraca perdagangan kembali surplus sebesar US$3,56 miliar.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan berdasarkan pihaknya surplus 4 tahun beruntun ini bukan lah kali pertama terjadi dalam sejarah.
"Berdasarkan catatan BPS surplus terpanjang pernah terjadi selama 152 bulan berturut-turut, yaitu pada Juni 1995 sampai dengan April 2008," kata Pudji dalam konferensi pers Rabu, 15 Mei 2024.
Selain itu, Pudji menuturkan bahwa surplus beruntun ini juga pernah terjadi pada periode Januari 2016 hingga Juni 2017.
"Terakhir pernah terjadi juga surplus yang beruntun namun hanya selama 18 bulan, yaitu di Januari 2016 sampai dengan Juni 2017," terangnya.
Adapun surplus neraca dagang April 2024 ini ditopang oleh komoditas non migas sebesar US$ 5,17 miliar. Dalam hal ini komoditas penyumbang utama surplus adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, serta besi dan baja.
"Surplus neraca perdagangan non migas April 2024 ini lebih rendah jika dibandingkan bulan lalu dan bulan yang sama pada tahun lalu," jelasnya.
Di sisi lain, Pudji mengungkapkan bahwa pada April 2024 ini neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar US$1,61 miliar. Adapun komoditas penyumbang defisit, yakni hasil minyak dan minyak mentah.
"Defisit neraca perdagangan migas April 2024 ini lebih rendah dari bulan sebelumnya, dan juga bulan yang sama pada tahun lalu," kata dia.
Pudji melanjutkan, berdasarkan negaranya, pada April ini Indonesia mengalami surplus dengan India sebesar US$1,46 miliar, Amerika Serikat surplus US$1,09 miliar, Filipina US$0,70 miliar.