Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha Buka-bukaan Kondisi Industri Padat Karya

Toko Sepatu Bata.
Sumber :
  • Dokumentasi Sepatu Bata.

Jakarta – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) buka suara terkait tutupnya pabrik sepatu PT Sepatu Bata Tbk (BATA) di Purwakarta, Jawa Barat. Industri yang masuk kategori sektor padat karya ini dinilai perlu perhatian khusus.

Samator Indo Gas Bukukan Laba Bersih Rp 85,5 Miliar Kuartal III-2024

Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani menegaskan bahwa industri padat karya harus menjadi perhatian. Sebab, investasi yang masuk kini mulai beralih.

"Karena kita melihat bahwa kalau investasi yang masuk saat ini juga mulai beralih dari sektor padat karya ke padat modal, karena akan semakin sulit bagi sektor padat karya saat ini," ujarnya seperti dikutip Jumat, 10 Mei 2024.

Ingin Mesin Cuci Anda Bertahan Lama? Ini 8 Hal yang Tidak Boleh Dimasukkan ke Mesin Cuci

Ketua Umum Apindo dan juga CEO Sintesa Group Shinta Widjaja Kamdani .

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Memang, lanjut Shinta, jika melihat secara menyeluruh, faktor permintaan atau demand juga terjadi perubahan baik dari dalam maupun luar negeri. Demand ekspor pun menurun tajam.

Terpopuler: Sosok Andi Ibrahim Pelaku Utama Pabrik Uang Palsu di UIN, Linda Tahan Gaji Karyawan Roti

Hal inilah yang menurutnya menjadi biang kerok tutupnya pabrik bata. Biaya yang meningkat juga memicu turunnya kinerja arus kas perusahaan.

"Ini kembali lagi soal cost yang terus meningkat, dan pada akhirnya perusahaan seperti Bata walaupun sudah hadir begitu lama di Indonesia harus melihat apakah masih feasible sebagai bisnis," katanya.

Jika dilihat dari kondisi yang ada, dengan daya saing (competitivenes) dan berbagai variabel lainnya dianggap tidak feasible bagi Bata untuk terus berlanjut.

Ditambah lagi, dengan kondisi geopolitik yang terjadi dan dampaknya mempengaruhi terhadap Indonesia. Ini juga mempengaruhi penyerapan (absorb) pasar luar dan hal itu untuk pasar ekspor.

Sedangkan untuk pasar domestik mesti melihat dari faktor daya beli, karena dengan kondisi seperti ini maka daya beli pastinya ada penurunan yang harus diperhatikan.

"Jadi dari segi industri seperti Bata itu bukan hanya sekarang, tetapi dia juga on going sudah melakukan evaluasi dan juga melihat dengan kondisi sekarang yang semakin memburuk sehingga dia tidak bisa bertahan lagi," kata Shinta.

Sebagai informasi, pabrik sepatu milik PT Sepatu Bata Tbk (BATA) di Purwakarta, yang telah berdiri sejak 1994, resmi ditutup per 30 April 2024.

Penghentian produksi pabrik sepatu yang berlokasi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta itu diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Mei 2024.

Director and Corporate Secretary BATA Hatta Tutuko dalam keterangannya kepada BEI pada 2 Mei 2024 menjelaskan alasan dari penutupan pabrik di Purwakarta karena perusahaan tak mampu lagi melanjutkan produksi di pabrik sepatu Purwakarta.

Hatta menjelaskan permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik juga terus menurun.

"Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat," kata Hatta dalam keterangannya kepada BEI. (Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya