Bahlil Ungkap Wilayah Ini Bakal Paling Kecipratan Manfaat Ibu Kota Pindah ke IKN
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia menyebut, pindahnya ibu kota RI ke Kalimantan Timur akan memberikan manfaat ekonomi bagi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara.
Dengan hal itu, dia mendorong Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kalimantan Selatan menjadi kampus ketahanan pangan nasional, pusat penelitian lahan basah, hingga mangrove dunia.
Menurut Bahlil yang juga mantan Ketua Umum HIPMI tersebut, perpindahan IKN ke Kalimantan akan menjadikan manfaat secara ekonomi bagi daerah-daerah penyangga lainnya.
“Jadi ini kita mau pindahin IKN yang dapat manfaatnya siapa? Pertama Kalimantan, semua Kalimantan menjadi penyangga. Sekarang lihat, pertama ekonomi di Kaltara pasti ke depan akan dapat manfaatnya. Dan ini konsen tata kota yang paling baik, yang dipakai itu 30 persen, 70 persen alam. Ini salah satu kota terbaik di dunia. Dan saya disuruh memimpin investasinya,” ujar Bahlil dalam keterangannya, Kamis, 2 Mei 2024.
Bahlil menuturkan, untuk perencanaan investasi di IKN, klaster pertama investasi yang dipimpinnya memprioritaskan investor atau pengusaha dalam negeri, kemudian klaster kedua diisi oleh investor asing.
“Jangan pusat kotanya diambil oleh asing. Yakin dan percaya pemicu peradaban baru dalam pengelolaan kota dan investasi. Di sana kita pakai mobil listrik, yang dari PLTA. Indonesia kita bangun di wilayah-wilayah yang bukan hutan," jelasnya.
Bahlil menuturkan, di Kalimantan Selatan nantinya akan dibangun pusat kawasan ekosistem industrialisasi dari batu bara. Serta Pemerintah akan mendorong sektor hilirisasi pertanian hingga kelautan.
"Dan Kalsel itu masuk dalam investasi kurang lebih hampir Rp 7 triliun. Kita akan membangun pusat kawasan ekosistem industrialisasi dari batu bara dan kita dorong sektor hilirisasi pertanian dan perkebunan serta kelautan. Kalsel akan menjadi penyangga pertama IKN,” tegasnya.
Lebih lanjut, dia menyambut baik dan mendorong Universitas Lambung Mangkurat menjadi kampus ketahanan pangan nasional, pusat penelitian lahan basah, dan mangrove dunia.
“Jadi perintah Pak rektor tadi, saya akan ketemu menteri Pertanian dan menteri LHK agar rencana tersebut harus segera dieksekusi untuk kebaikan kampus,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam sambutan Rektor ULM, Ahmad Alim Bachri, mengatakan pihaknya merencanakan ULM menjadi kampus ketahanan pangan nasional, pusat penelitian lahan basah, dan mangrove dunia karena keberadaan ULM yang di Kalimantan Selatan merupakan potensi gerbang utama bagi IKN.
Ahmad menjelaskan, dalam perencanaanya akan dibangun pelabuhan internasional. Selain itu, sebagai kampus, ULM diharapkan mampu berperan untuk mengamankan dari sisi lingkungan.
“Bukankah pelabuhan internasional IKN akan berada di Kalsel, ada di Kabupaten Kota Baru yang akan dihubungakan oleh jalan tol yang jarak tempuhnya 1,5 jam dari Kab Penajam Paser Utara, sehingga ULM sudah ada di sekitar pelabuhan rencana pembangunan pelabuhan internasional dengan upaya untuk mengamankan sisi lingkungan pelabuhan,” kata Ahmad.
Ahmad menambahkan, pihaknya sudah mengusulkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menguasai lahan magrove seluas 621 hektar untuk dijadikan pusat penelitian lahan basah dan mangrove dunia.
“Dengan KLHK kita mengusulkan untuk menguasai lahan mangrove seluas 621 hektar dan informasinya sudah masuk untuk menunggu persetujuan KLHK,” ujarnya.
Selain menjalin kerja sama dengan Kementerian LHK, Rektor ULM Ahmad Alim Bachri menjelaskan, pihak kampus juga sudah melaksanakan kesepakatan dengan PT Inhutani untuk mengelola lahan seluas 1.700 hektar. Lahan itu untuk dijadikan pusat pengembangan pengelolaan usaha pertanian.
“Untuk sementara ULM akan diberikan lahan seluas 1.700 hektar untuk dijadikan pusat pengembangan pengelolaan usaha pertanian secara terintegrasi. Kalau itu bisa diwujudkan ULM akan menjadi pelaku ekspor nasional, karena saat ini terjadi penurunan produksi kopi, dan itu harus dimanfaatkan,” imbuhnya.