Wisman Melancong ke RI Maret 2024 Merosot 1,91 Persen Jadi 1.041.861 Orang
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang melancong ke Indonesia pada Maret 2024 mencapai 1.041.861. Jumlah ini tercatat turun 1,91 persen secara bulanan atau month to month (mtm).
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pada Maret 2024 kunjungan wisman yang masuk melalui pintu utama sebanyak 859.797 kunjungan. Sedangkan yang masuk melalui pintu masuk perbatasan sebanyak 182.064.
"Dengan demikian secara total jumlah kunjungan wisman adalah sebanyak 1.041.861 kunjungan atau turun 1,91 persen secara bulanan. Namun, secara tahunan mengalami kenaikan 19,86 persen," kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Dia menjelaskan, untuk total kunjungan wisman dari Januari hingga Maret 2024 sebanyak 3.031.756Â Â atau meningkat 25,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.Â
"Total jumlah kunjungan wisman pada kuartal -2024 ini merupakan yang tertinggi dalam empat tahun terakhir," terangnya.
Adapun berdasarkan kebangsaannya, jumlah kunjungan wisman pada Maret 2024 terbanyak berasal dari negara Malaysia, Australia, dan Singapura.Â
"Kunjungan wisman dari Malaysia mengalami penurunan sebesar 26,50 persen, antara lain karena disebabkan oleh momen Ramadhan sehingga wisatawan mengurangi perjalanannya. Sementara secara tahunan naik 5,13 persen," terangnya.
Amalia menuturkan, untuk sebagian besar wisman yang melancong ke Indonesia masuk melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan proporsi sebesar 44,,52 persen. Dalam hal in wisman yang paling banyak masuk melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai adalah berkebangsaan Australia sebesar 23,9 persen.
"Dalam hal rata-rata lama tinggal wisman menghabiskan sekitar 7,37 malam di Indonesia," imbuhnya.
BPS Ungkap Impor Pakaian Jadi Masih Banjiri Pasar RI, Didominasi dari Tiongkok
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan, sampai saat ini impor pakaian jadi masih membanjiri Indonesia.
