Di Pertemuan IsDB, Gubernur BI Ungkap RI Penerbit Green Sukuk Terbesar di Dunia
- Dok. BI
Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut Indonesia menjadi negara penerbit Green Sukuk dengan nilai paling besar di dunia. Atas hal ini Indonesia mendapatkan apresiasi dari negara negara anggota Islamic Development Bank (IsDB).
Perry mengatakan, pengembangan instrumen pasar keuangan syariah dalam mendukung pemulihan ekonomi global terus diperkuat. Untuk itu, Bank Indonesia terus berinovasi memaksimalkan manfaat penggunaan instrumen pasar yang berkelanjutan berupa green sukuk di pasar keuangan syariah jangka pendek.
“Kesuksesan Indonesia menjadi negara penerbit Green Sukuk dengan nilai paling besar di dunia sangat diapresiasi oleh negara-negara anggota IsDB," kata Perry dalam keterangannya, Selasa, 30 April 2024.
Perry juga menekankan tiga faktor kunci keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan dan mengelola Sukuk. Pertama, mendapatkan komitmen dan membangun proyek investasi yang kuat melalui mitra yang tepat, koordinasi seluruh pemangku kepentingan, serta sosialisasi secara masif.
Kedua, menetapkan strategi dan kerangka Green Sukuk yang jelas yang dilengkapi dengan dukungan politik, kebijakan dan pengaturan, serta kerja sama yang solid antar negara melalui praktik standar. Ketiga, melakukan penerbitan sukuk untuk mendorong kebijakan moneter dan pengembangan pasar uang.
Lebih lanjut sebagai bagian dari kebijakan dalam mendukung stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia juga telah menerbitkan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) sebagai instumen moneter pro-market yang dapat menjadi alternatif instrumen baru untuk mengelola likuditas pelaku keuangan syariah.
"Negara-negara anggota IsDB memandang Bank Indonesia telah sukses menjembatani pasar keuangan jangka panjang, khususnya pasar keuangan berbasis lingkungan, dengan pasar keuangan jangka pendek," jelasnya.
Perry menuturkan, capaian tersebut tecermin dari penerbitan Sukuk Bank Indonesia (SUKBI) yang saat ini menjadi instrumen utama pendalaman pasar keuangan dan pengelolaan moneter syariah di Bank Indonesia.
"Penggunaan instrumen green sukuk sebagai underlying penerbitan SUKBI dinilai menjadi hal yang perlu untuk dieksplorasi berbagai bank sentral anggota IsDB dan diperluas kemanfaatannya dalam pendalaman pasar keuangan syariah global," imbuhnya.